Ribuan Bayi Diguling-gulingkan, Para Pemuda Minta Disuapi
’’Boleh percaya atau tidak, seperti itu kenyataannya,’’ ujar Waladu.
Dalam festival yang melibatkan ribuan warga Buton itu juga dilangsungkan upacara Peka Kande-kandea. Ritual tersebut dulu merupakan pesta syukuran menyambut prajurit Kesultanan Buton yang pulang dari medan perang. Kini tradisi itu menjadi ajang mencari jodoh.
Dalam tradisi masyarakat Buton yang tertutup, Peka Kande-kandea menjadi arena bertemunya para gadis dengan pria lajang yang hendak menyatakan cinta. Mereka dipertemukan dalam sebuah upacara untuk melihat kemungkinan apakah keduanya akan berjodoh.
Dalam ritual tersebut, sang gadis yang mengenakan pakaian tradisional Buton duduk menunggu pria yang hendak mengutarakan isi hatinya. Gadis itu menyiapkan sebuah meja makan mini berbentuk bulat yang disebut talang. Di atasnya tersaji berbagai makanan khas pulau itu.
Ketika sang lelaki lajang tiba, dia harus melakukan prosesi Tompa. Yakni, melantunkan syair Dlouna-una yang berisi ungkapan perasaan kepada sang gadis. Selanjutnya, jika sang gadis berkenan, tamu lelaki tersebut dipersilakan memilih makanan yang tersedia. Setelah itu, sang gadis menyuapi tamu lelaki sebagai tanda bahwa dia menerima cintanya.
Setelah makan, sang lelaki akan mohon pamit dan menyerahkan hadiah kepada sang gadis yang sudah bersedia melayani makan. Hadiah itu akan diselipkan di antara piring-piring makanan yang tersaji di atas talang. Ritual Peka Kande-kandea kemarin juga dimasalkan. Sedikitnya 2.009 perempuan beserta talangnya ikut menyambut para tamu Sail Raja Ampat 2014 yang mampir ke Buton sebelum berlayar menuju Raja Ampat, Papua Barat.
Beberapa pemuda, terutama tamu dari luar Buton, tampak memanfaatkan ajang itu untuk mencari jodoh. ’’Kapan lagi disuapi gadis cantik asal Buton,’’ ujar Ahmad, salah seorang peserta.
Pedhole-dole maupun Peka Kande-kandea kini memang sudah jarang dilakukan masyarakat Buton. Namun, dua tahun terakhir Bupati Buton Samsu Umar Abdul Samiunberusaha menghidupkan kembali tradisi warisan nenek moyang itu dengan menggelar Festival Budaya Tua Buton.