Ridwan Kamil Tak Ingin Ada Masalah Baru dengan Membuka Sekolah
jpnn.com, BANDUNG - Hingga kini Pemprov Jawa Barat (Jabar) belum memutuskan membuka kembali kegiatan pendidikan di sekolah, pesantren dan lembaga pendidikan lainnya, karena tidak ingin ada klaster baru COVID-19 yang terjadi dari kegiatan pendidikan.
"Pendidikan belum dibuka karena kami sedang mengukur agar tidak ada masalah, karena di Prancis, Korea Selatan, di Israel terjadi klaster (penyebaran kasus COVID-19) dari dunia pendidikan pada saat lockdown dibuka,” ujar Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau Emil di Bandung, Jumat.
Emil yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Jabar mengatakan, Pemprov Jabar sangat berhati-hati dalam mengkaji pembukaan kembali kegiatan sekolah.
Dia tidak ingin Jabar seperti negara-negara lain di dunia di mana terdapat banyak kasus COVID-19 berasal dari sekolah setelah pelonggaran dilakukan.
“Ini menjadi pelajaran, kami tidak ingin terburu-buru membuka institusi pendidikan,” katanya dalam silaturahmi bersama pengurus Muhammadiyah Jabar melalui telekonferensi dari Gedung Pakuan, Kota Bandung.
Untuk itu, Emil meminta kepada pengurus Muhammadiyah serta lembaga lainnya yang mengelola dunia pendidikan agar berhati-hati dalam proses pembukaan aktivitasnya. Termasuk lembaga pendidikan keagamaan seperti pondok pesantren.
Pondok pesantren diminta mengajukan surat permohonan kepada gugus tugas COVID-19 di kabupaten/kotanya masing-masing apabila ingin membuka aktivitasnya, dengan berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan di lingkungan pendidikannya.
“Termasuk pesantren, jika keluarga besar Muhammadiyah ada pesantren kebijakannya adalah sementara pesantren yang diizinkan hanya yang di zona biru dan zona hijau,” kata Emil.