Riset Industri Penting agar Indonesia Mampu Menekan Impor
Sementara Ketua Pokja Vokasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jawa Barat Hadi S Cokrodimejo menjelaskan riset industri sangat berguna agar Indonesia tak kebanjiran impor. Riset tersebut khususnya dalam industri informasi dan teknologi (ICT), kesehatan, logam, dan mesin.
Menurutnya pelaku usaha ingin memperkuat industri dalam negeri melalui riset terapan. Hal ini juga dilakukan UMKM yang ternyata berguna untuk pengembangan industri. Hasil riset tersebut tidak banyak terintegrasi dengan sekolah dan research and development, termasuk balai-balai besar di Kementerian Perindustrian.
Hadi memaparkan ada 75 bidang yang disediakan Kadin untuk melakukan riset terapan dalam menjawab kebutuhan UMKM dan masyarakat. Jumlah ini, kalau dilakukan dengan baik dan didukung, akan mampu menekan impor bahan baku. Kualitas produk juga akan lebih baik dan murah sehingga bisa bersaing dengan produk-produk luar negeri.
"Dengan riset vokasi tersebut saya harap bisa menjembatani kebutuhan riset dasar maupun riset terapan supaya Indonesia bisa maju seperti negara lain," kata Hadi.
Adil B. Ahza, tim Program Riset Keilmuan Terapan, menjelaskan, riset keperluan industri memiliki sifat mengejar keuntungan atau profit oriented. Sedangkan kebutuhan masyarakat memiliki sifat yang lebih social enterprise.
Untuk itu, menurut dia, upaya menyelaraskan dua sifat tersebut harus dilakukan secara tersruktur sehingga dapat menangkap maksud dan tujuan masing-masing.
“Dan bagi politeknik Ini adalah hajatan institusi. Satu organsiasi harus memberikan impact. Ini harus lintas disiplin, jangan hanya satu orang, tetapi institutional driven,” tutup Adil. (esy/jpnn)