Rizka Raisa Kalahkan Ribuan Peserta dari 130 Negara
"Saya membuat Cipta untuk menarik perhatian pada kekerasan dan perundungan (bullying) yang dihadapi anak-anak di Indonesia dan di seluruh dunia setiap hari," kata Rizka.
Melalui menggambar, kata Rizka, dia merasa karakter dirinya hidup dan punya kendali atas pelaku bullying.
“Saya berharap bisa menginspirasi banyak orang, terutama anak-anak, untuk menceritakan kisah mereka dan jika mereka tidak bisa mengatakannya secara langsung, maka mereka bisa melakukannya dengan menggambar," katanya.
Rizka mengaku, dirinya sebenarnya sulit menyelesaikan tuntas komik bergambar kartun yang dibuatnya. "Susahnya itu kalau sudah berada di tengah dan harus menyelesaikannya di akhir," ucapnya sembari menggerakkan kedua tangan.
Apalagi saat dalam keadaan bising. Tak ada karya yang bisa selesai. "Saya menggambar jam tiga subuh. Tapi, mama selalu datang mengganggu," tuturnya sembari melirik ibunya.
"Makanya, saya biasa pura-pura tidur. Tunggu mama tidur dulu, baru saya lanjut menggambar," lanjut Rizka.
Usmiati Usamah, sang bunda yang turut mendampingi saat diwawancara Fajar, mengaku, hal itu dia lakukan karena Rizka sering sakit. “Selalu drop. Seperti hari ini. Tapi dia paksa untuk ke sekolah," tutur Usmiati dengan nada lembut.
Pengawasan terhadap Rizka, lanjut Usmiati, memang agak berbeda jika dibandingkan dengan tiga kakaknya, Muhammad Rafi'i Zulkarnaen, 29; Rafika Nurul Hamdani, 28; dan Rieski Kurnia Sari, 28.