Rocky Gerung, dari Ucapan Dungu ke Bajingan Tolol
Rocky juga mengatakan akan ada demo buruh pada 10 Agustus mendatang. Dia ingin aksi buruh itu berlangsung besar-besaran.
"Kita harus lantangkan ini, saya percaya 10 Agustus akan ada kemacetan di jalan tol. Bukan percaya, saya ingin. Lebih baik macet di tol daripada macet di jalan pikiran. Sejarah menunggu kita, siapa yang dipanggil sejarah untuk mewakafkan waktunya. Tidak ada perubahan tanpa gerakan," ucap dia.
Tidak pakai lama, sukarelawan pendukung Jokowi langsung bertindak. Ketua Umum Barikade 98 Benny Rhamdani mengaku sudah kehabisan kesabaran untuk Rocky.
Benny menilai Rocky kerap melontarkan hinaan hingga hoaks terhadap Jokowi. Kali ini, Benny tidak mau membuarkan ucapan Rocky.
"Tidak boleh ada satu manusia pun di republik ini bisa gampang melakukan penghinaan pihak lain, terlebih kepada presiden. Serangan membabi buta, isu yang sifatnya fitnah, pencemaran nama baik, hoaks, serangan pribadi kepada Jokowi, bahkan istri Jokowi," kata Benny.
Brani -panggilan akrab Benny- juga mempertanyakan peran Rocky Gerung pada masa reformasi 1998. Benny menganggap Rocky bukanlah orang yang berdarah-darah menurunkan Presiden Soeharto.
"Ini lucu. Tahun 1998 Rocky Gerung di mana? Dia masuk ke bagian prodemokrasi, iya, tapi tidak pernah berdarah menggulingkan rezim Soeharto," imbuh Benny.
Politikus Hanura itu pun melaporkan Rocky Gerung ke Bareskrim Polri. Akan tetapi, upanya Bareskrim berpikir cermat menanggapi laporan itu.