Rp 5 Juta untuk Pengantin yang Kenakan Busana Daur Ulang
Peringatan HPSN ini merupakan agenda Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul. Acara itu menjadi momentum DLH untuk memamerkan hasil pelatihan daur ulang sampah. Selain busana daur ulang, banyak produk berbahan sampah daur ulang turut dipamerkan di acara itu.
“Kami ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa pengelolaan sampah bisa menjadi sesuatu yang menarik,” ujar Kasi Pengembangan Kapasitas Lingkungan Hidup, DLH Gunungkidul Dwi Wiyani.
“Sampah daur ulang bahkan bisa menjadi bagian atraksi wisata unik, sehingga memancing pengunjung untuk datang,” tambahnya.
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi turut berkomentar setelah melihat atraksi siang itu. Dia lantas berpesan kepada masyarakat. Agar tidak memandang sampah sebelah mata. “Jika mampu mengolah, sampah memiliki nilai seni maupun ekonomi,” tuturnya.
Saking antusiasnya dengan atraksi busana daur ulang, Immawan lantas berujar. Dia akan menyumbang Rp 5 juta bagi pasangan pengantin yang saat menikah bersedia mengenakan busana daur ulang.
Itu semata-mata sebagai wujud apresiasinya akan kepedulian masyarakat terhadap sampah dan lingkungan. “Semoga (uang itu, Red) manfaat,” katanya.
Ketua Perkumpulan YGC Istiadji Subekti mengatakan, guna menyambut HPSN tahun ini sejumlah kegiatan pendukung sudah digelar. Seperti reresik pantai dan pelatihan daur ulang. Juga kegiatan rutin Jumat Wage dan Jumat Legi yang melibatkan 150 pedagang di Pantai Kukup menjadi momentum pelatihan dan reresik pantai.
"Kita harus jadikan momentum HPSN sebagai sarana edukasi pengelolaan sampah. Dan kegiatan HPSN tidak berhenti pada seremoni belaka, melainkan ada jejak dan kesinambungan kegiatan setelahnya," tegasnya.