Ruang Ketiga Penting dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah
Pemilihan dialog intensif sebagai mata acara juga mampu menghilangkan sisi kemonotonan dari kegiatan penyambutan siswa baru.
Yayah Khodariah, salah satu pegiat Komunitas GSM Cirebon yang juga mengajar di kelas I SD Negeri Kedungkrisik mengatakan, sebelum mengenal GSM, sekolah memang sudah punya tujuannya, tetapi masih bingung bagaimana merealisasikannya. MPLS ini penting sebagai dasar peletakan pondasi karakter.
'Dikarenakan kebingungan bagaimana melaksanakan tujuan MPLS, akhirnya terjebak di rutinitas tahunan. Anak-anak cenderung bosan dan tidak betah. Dua tahun ke belakang, baru menyelenggarakan MPLS yang dipandu oleh GSM, tujuan sekolah terealisasi, guru pun menjadi lebih kreatif,” ungkapnya.
Eni Arumita, guru kelas IV dari UPTD SDN Rawabuntu 03 dan sekaligus pegiat Komunitas GSM Tangsel juga mengungkapkan bahwa MPLS Ruang Ketiga ini mampu menciptakan budaya dialog yang setara dan bermakna.
Tidak hanya antara guru dan murid, tetapi juga relasi dengan orang tua siswa. Dampak yang terasa, sekolah tidak hanya menjadi rumah bagi murid dan juga guru, tetapi juga rumah bagi orang tua.
"Selain itu, pendidikan bukan sekadar menjadi tanggung jawab guru, tetapi merupakan tanggung jawab bersama yang perlu kerja sama," ujar Eni.
Ruang ketiga juga membuat ruang kelas lebih kreatif dan bebas dalam melakukan pembahasan sebuah isu. Rasa penasaran anak yang terus dijawab berdasarkan fakta, data, dan bukti akan menciptakan sebuah diskursus.
Diskursus yang terbangun atas keberagaman pendapat akan membuat manusia semakin berdaya dan inilah yang menjadi nilai keunggulan manusia dibanding kecerdasan buatan yang kalau terus disalahgunakan akan berakibat buruk pada peradaban manusia.