Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ruang Semedi, Air Sumur, sampai Lukisan Topi Baja Miring

Kamis, 04 Juni 2015 – 18:14 WIB
Ruang Semedi, Air Sumur, sampai Lukisan Topi Baja Miring - JPNN.COM
Tempat salat Bapak Proklamator Soekarno di Ende. Foto Don Kardono/JPNN.com

Di sudut paling atas atapnya ada topi baja yang dilukis miring ke kanan. Maknanya: topi itu cepat atau lambat akan jatuh terguling! Topi itu menggambarkan penguasa, kolonialis Belanda yang berdiri megah di atas penderitaan rakyat Indonesia. Empat orang membelakangi muka, tampak punggung bersila di bawahnya, sedang memanjatkan doa.

Rumah Pengasingan di Jalan Veteran, Ende itu juga ada pernak-pernik perlengkapan Bung Karno. Seperti biola tua yang acap dipakai Bung Karno mengasah kemampuan bermusik dan berkesenian, bekas setrika besi hitam, yang dulu harus menggunakan arang sebagai pemanasnya. Ada potongan kaki meja berukir dari mebel yang pernah dipakai Bung Karno di rumah itu. 

Ada contoh konkret objek wisata heritage yang sumbu lokomotif penariknya adalah rumah dengan segala pernak-pernik yang pernah dipakai sang idola. Yakni, rumah “Mozarts Geburtshaus” tempat lahir dan masa kecilnya Wolfgang Amadeus Mozart di Salzburg, yang hidup di era 1756-1791, dalam usia 35 tahun. 

Mozart adalah salah satu komponis paling ngetop dengan 700 koleksi lagu-lagu klasik dengan ritme berkarakter cepat dan bersemangat. 

Kota kecil Salzburg di Austria sana, sekitar 2 jam dari Muenchen, Jerman, bisa hidup dan menjadi tambang pariwisata karena Mozart. Sang Komponis yang kaya dengan segala pernak-perniknya itu dikunjungi jutaan wisman, di sekelilingnya hidup dengan café-café, resto, dan pusat perbelanjaan yang hidup. Gedung bercat krem dengan empat lantai itu ibarat sumber inspirasi bagi pianis dan pemain violin dari seluruh penjuru dunia. 

Apa isinya? Piano kuno yang pernah dipakai berlatih Mozart, tempat tidur kayu, lemari kayu, tempat duduk, termasuk piano yang ditampilkan dengan apik. Di buat berdiri dengan senar-senar tipis yang tak terlihat di jarak 2 meter. Lighting yang indah. Foto-foto, partiture, dan aneka koleksi kesenangan komponis musik klasik Eropa yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah itu. 

Jangan kaget kalau masuknya harus membayar lebih dari Rp 500 ribu, harus antre panjang, di dalam tidak boleh mengambil foto, tidak boleh berisik, tidak boleh lari-lari atau main-main, banyak aturan yang membuat gedung itu sakral. 

Rumah pengasingan Bung Karno di Ende itu juga ada banyak kisah sakralnya. Seperti ada ruang semedi, ruang meditasi, ruang shalat Sang Presiden. Ruangan itu jarang dibuka, kalau tidak ada tamu penting. 

Parade Kebangsaaan beriringan menuju Rumah Pengasingan Bung Karno, sebagai tahanan politik selama 4 tahun di Ende. Sebelum dia diasingkan lagi dari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA