Rupiah Jeblok, Investor Mulai Tunda Investasi
Salah satu faktornya, karena selama ini ekspor Indonesia banyak bergantung pada komoditas tambang dan perkebunan yang kini harganya menyusut. Tapi, faktor lain yang harus diwaspadai adalah kinerja ekspor manufaktur yang belum menggeliat. ''Artinya, kita kehilangan momentum menggenjot ekspor saat rupiah melemah,'' ucapnya.
Rupanya, lanjut dia, sektor manufaktur padat karya yang menjadi andalan ekspor seperti tekstil/garmen atau sepatu, dalam beberapa tahun terakhir terus mengurangi kapasitas produksi.
Salah satu sebabnya adalah kenaikan tajam upah minimum kabupaten/kota (UMK) maupun upah minimum provinsi (UMP). ''Sudah lima tahun pengusaha padat karya digebuki Pemda lewat UMK (dan) UMP, sehingga beberapa tutup, lainnya mengurangi kapasitas produksi,'' ujarnya.
Karena itu, pelaku usaha berharap agar pemerintah mengambil terbososan untuk mendorong pelaku usaha agar tetap optimistis. Misalnya, dengan memperbaiki layanan investasi, hingga memangkas regulasi-regulasi yang membuat ekonomi biaya tinggi di tingkat pusat maupun daerah.
''Ini bukan situasi yang mudah bagi pengusaha, apalagi kita dituntut kompetitif menjelang berlakunya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean),” katanya. (owi/sof/jos/jpnn)