Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Rupiah Tembus 12.000 per USD

Jumat, 29 November 2013 – 06:42 WIB
Rupiah Tembus 12.000 per USD - JPNN.COM
Tukar dollar. Foto: JPNN.com

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) akhirnya menembus level 12.000 di pasar spot. Data kompilasi Bloomberg menunjukkan, kemarin rupiah ditutup di posisi 12.018 per USD, melemah 132 poin atau 1,11 persen dibanding penutupan Rabu (27/11) di posisi 11.886 per USD. Ini merupakan pelemahan terbesar terhadap USD dibandingkan seluruh mata uang utama Asia Pasifik lainnya.

Sedangkan nilai tukar rupiah berdasar Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) menunjukkan, rupiah kemarin ditutup di posisi 11.930 per USD, melemah 117 poin dibanding penutupan sehari sebelumnya yang di posisi 11.813 per USD.

Ini merupakan level terendah sejak 18 Maret 2009. Ketika itu, rupiah ada di posisi Rp 11.979 per USD. Dengan posisi saat ini, maka sepanjang tahun ini (year-to-date), rupiah sudah melemah 2.245 poin atau 23,18 persen dibanding posisi awal tahun yang di level 9.685 per USD.

Namun, perbankan kemarin juga sudah memperdagangkan USD di atas Rp 12.000 per USD. Misalnya, Bank Mandiri mematok harga jual di posisi Rp 12.077 per USD, lalu Bank Central Asia Rp 12.040, dan Bank Negara Indonesia sebesar Rp 12.100 per USD.

Pelemahan rupiah yang cukup dalam belum dilihat sebagai ancaman oleh Bank Indonesia (BI). Gubernur BI Agus Martowardojo meyakini, fundamental perekonomian internal masih cukup baik. Di satu sisi, ia juga yakin bahwa pengurangan stimulus moneter AS tak akan berjalan pada Desember 2013.

"Nggak papa nggak masalah (rupiah paling lemah sejak 2009). Mohon semua paham. Situasi empat tahun terakhir terllau likuid, terlalu murah bunganya, terlalu longgar. Sekarang dunia mempersiapkan diri untuk situasi yang lebih cepat, kita harus siap," paparnya di Hotel Dharmawangsa, kemarin (28/11).

Menurutnya, saat ini Indonesia sudah harus bersiap pada ekonomi 2014 yang dinilai tidak jauh lebih baik dari tahun ini. "Pada 2014 situasi ekuangan Indonesia dan dunia ada perubahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kita harus persiapkan diri dengan baik, tapi tetap positif," tuturnya.

Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif BI Difi A. Johansyah menerangkan, saat ini pihaknya tengah mengejar taget current account deficit atau defisit transaksi berjalan di bawah 2,7 persen. Tak pelak, kini BI tengah memperketat kebijakan moneternya untuk kembali membawa rupiah pada level stabilitas. "Jadi kalau market melihat policy adalah konkrit, kami akan yakin rupiah bakal positif. Hanya saja ini akhir tahun, di mana orang memprediksi tapering akan terjadi," terangnya.

JAKARTA - Rupiah terus melemah. Depresiasi tajam inipun direspons Bank Indonesia (BI) dengan mengerek suku bunga acuan BI Rate. Langkah pengetatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA