Ryamizard: Jangan Sampai Ulangi Kebobrokan Pileg
Bekas Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu mengaku, saat ini sudah terlihat bagaimana sesama anak bangsa berhadap-hadapan, seolah-olah bermusuhan.
Padahal hanya untuk mencari capres dan cawapres. Tapi, saling maki, saling jelek-jelek-jelekkan, intimidasi, ketidakjujuran dan intrik, kampanye hitam terus terjadi.
"Saya dengar yang bukan kawan, menjadi musuh. Ini apa ini?" katanya. "Berani cuma dalam kandang. Dengan orang lain takut, sama bangsa lain takut."
Menurut dia, kondisi seperti ini sudah jauh dari demokrasi. "Katanya kita negara paling demokrasi ketiga di dunia. Tapi, kalau demokrasi tidak begitu," kata dia.
Menurutnya, kedua kandidat itu merupakan pilihan rakyat. Suka tak suka, siapapun yang terpilih nanti otomatis menjadi putra terbaik bangsa.
"Kalau saling menjelek-jelekkan jauh dari demokrasi," katanya.
Dalam konferensi pers itu dihadiri antara lain bekas Danjen Kopassus Mayjen TNI (purn) Syaiful Rizal, Mantan Kepala Bais Marsekal Madya Ian Santoso, bekas Kapolda Sumatera Selatan Irjen (purn) Sisno Hadiwinoto. (boy/jpnn)