Saat Bu Risma Menanggapi Namanya Masuk 10 Besar Capres
Untuk itu, Wali Kota Risma menegaskan bahwa apabila ada surveyor yang menyatakan elektabilitasnya masuk dalam 10 besar calon presiden, itu bukan keinginan atau kemauannya.
"Oleh karena itu, kalau ada yang melakukan survei itu bukan saya yang minta dan bukan kemauan saya. Saya juga tahu kapasitas kemampuan saya seperti apa," katanya.
Bahkan, Presiden UCLG Aspac ini menyatakan tidak pernah bermimpi atau bercita-cita menjadi seorang presiden sebab menjadi wali kota tanggung jawabnya sangat berat, apalagi seorang presiden yang memimpin seluruh Nusantara.
Hal ini, kata dia, seorang pemimpin tidak hanya bertanggung jawab terhadap rakyatnya, tetapi juga Tuhan Yang Maha Esa.
"Saya tidak pernah bermimpi, bahkan ketika jadi Wali Kota Surabaya tak pernah berani membayangkan. Karena tanggung jawabnya berat, bukan hanya di dunia ini. Karena saya harus pertanggungjawabkan itu di hadapan Tuhan," katanya.
Untuk itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini kembali menegaskan bahwa selama ini tidak pernah membayangkan ingin maju sebagai presiden, apalagi menginisiasi survei elektabilitas Calon Presiden RI.
Menurut dia, daripada menyuruh orang membuat survei, lebih baik uang tersebut untuk membantu keluarga atau anak-anak kurang mampu.
"Daripada saya buat survei, mending saya kasihkan kepada anak-anak yang lain, yang banyak ditinggalkan orang tua kena COVID-19 dan sebagainya. Jadi, saya tidak tahu siapa yang melakukan survei itu," katanya. (antara/jpnn)