Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Saat Peringati Peristiwa Kudatuli, Adi Sutarwijono: PDIP Dijaga dengan Darah, Keringat dan Air Mata

Senin, 27 Juli 2020 – 22:58 WIB
Saat Peringati Peristiwa Kudatuli, Adi Sutarwijono: PDIP Dijaga dengan Darah, Keringat dan Air Mata - JPNN.COM
Ketua DPC PDIP Surabaya (tengah) bersama pengurus lainnya menggelar diskusi daring dalam rangka Peristiwa 27 Juli 1996 atau biasa disebut "Kudatuli" di Kantor DPC PDIP Surabaya, Senin (27/7). Foto: ANTARA/HO/PDIP Surabaya
Penyerbuan Kantor PDI itu merupakan puncak dari berbagai peristiwa yang mengguncang kemapanan Orde Baru, dimulai sejak Megawati terpilih sebagai Ketua Umum PDI dalam Kongres di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya pada 1993.

Pemerintahan Orde Baru tidak merestui terpilihnya Megawati, sehingga rezim terus memecah belah PDI. Puncaknya, Pemerintah merestui Soerjadi menggelar kongres tandingan PDI di Medan pada Juni 1996. Soerjadi menjadi Ketua Umum PDI yang direstui Pemerintah.

"Soeharto tak ikhlas Megawati memimpin PDI. Peristiwa 27 Juli adalah upaya merebut kepemimpinan PDI dari Megawati," ujar Budiman.

Menurut Budiman, Tragedi 27 Juli 1996 menjadi salah satu titik balik perlawanan rakyat dalam merebut demokrasi. "Tragedi itu bukan hanya wujud perlawanan PDI terhadap Orde Baru, tapi juga menandai gerakan rakyat bahwa demokrasi harus direbut bersama-sama," ujar Budiman.

Saat memperingati peristiwa Kudatuli, Adi mengatakan sejarah adalah fondasi kesadaran politik yang dari sana semua kader PDIP terus berjuang membersamai rakyat dalam suka dan duka.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close