SADIS! Beginilah Adegan demi Adegan Agus Menghabisi PNF
Masuk ke babak kedua, awal peristiwa tragis Jumat tanggal 1 Oktober 2015 itu berawal. Tepat pukul 09.00, Putri melintas di depan warung Agus saat pulang sekolah. Banyak anak kecil lainnya di situ, mereka asyik menikmati suguhan jajanan ringan yang Agus jual.
Di mulut pintu warung, Agus yang mengendap-endap menyapa Putri. Tangannya melambai, seraya memanggil gadis sekolah berkerudung yang berseragam putih-rok panjang hitam itu masuk ke dalam warung. Ajakan itu pun disambut Putri dengan senyuman.
Setelah mencium tangan, Putri pun melangkah lebih dalam ke ruang warung yang gelap. Kaki kecilnya gadis polos itu menapak dua anak tangga kayu, mengikuti ajakan Agus yang tanpa disadari memendam nafsu birahi. Sementara Putri seorang diri di dalam kamar, Agus, mengusir anak-anak lainnya seraya beralasan menutup kedainya rapat-rapat.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombespol Khrisna Murti menjelaskan, adegan selanjutnya itu mengisahkan perbuatan keji Agus yang melakukan kekerasan seksual terhadap Putri. Bagaimana Agus membekap Putri dengan kain kerudung sambil melampiaskan nafsu, dan kemudian menghabisi nyawa Putri dengan cara mencekik dengan kabel charger telepon genggam.
”Total ada 118 adegan untuk korban PNF. Mulai dari menyilahkan duduk, pencabulan sampai mengikat, dan membungkam mulutnya. Kemudian membunuh, melipat, dan membungkus ke dalam kardus. Adegan ini semua murni diceritakan oleh yang bersangkutan (Agus) secara detil, jadi bukan rekayasa,” ungkap Khrisna di lokasi.
Lepas dari adegan itu, babak baru Agus dengan tenang melipat dan membungkus tubuh telanjang Putri dengan lakban dan kardus. Bak paket siap antar, satu bungkusan kardus berisi jenazah bocah tak berdosa itu di letakkan di antara jok dan stang sepeda motor Yamaha Mio Jet merah-putih B 3039 BTP.
Satu kardus lainnya, berisi seragam sekolah, tas, sepatu, dan buku-buku pelajaran, Agus tinggalkan di belakang bedeng dekat tumpukan rongsok. Lewat pintu belakang, lepas maghrib itu sepeda motor Agus merayap pelan menuju tempat pembuangan sampah di gang sempit Jalan Sahabat RT 06/05, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat.
Tak sampai satu jam, Agus kembali lagi ke warung yang menjadi tempat tinggalnya. Residivis narkoba bertato ganja di lenga kiri ini menyisakan satu pekerjaan rumah. Bungkusan pakaian, tas, sepatu dan buku-buku korban ia bakar di tempat sampat berbahan beton yang dijadikan tungku api. Amblas sudah, Agus duduk manis di perbaringan, tempat ia membuang syahwat besar siang tadi.