Saipul Jamil
Oleh: Dhimam Abror DjuraidDalam praktiknya, televisi lebih banyak memainkan peran entertaining (hiburan) saja dibanding tiga peran lainnya. Peran-peran informasi, pendidikan, dan kontrol sosial, mungkin dilakukan oleh televisi, tetapi semuanya dikemas dalam bentuk hiburan.
Itu memang sudah fitrah televisi dari ‘’sononya’’. Televisi diciptakan semata-mata untuk memberikan hiburan. Dari pagi sampai pagi lagi, televisi hanya menyajikan hiburan.
Informasi dalam bentuk pemberitaan akan dikemas sebagai hiburan. Edukasi yang memberikan pendidikan juga akan dikemas dalam bentuk entertainment. Bahkan, kalau harus melakukan kontrol sosial pun, televisi akan mengemasnya dalam bentuk entertainment.
Karena itu, ketika Saipul Jamil bebas dari penjara maka naluri hiburan televisi mencium aroma yang sangat sedap.
Pembebasan Saipul mempunyai unsur-unsur entertainment yang komplet, untuk disajikan menjadi makanan yang bakal disantap sampai habis oleh audiens.
Karena itu kemudian ada siaran live dari pintu penjara. Ada pengalungan bunga, ada sambutan, ada seremonial, ada sejumlah fan yang menyambut dengan gegap gempita. Semua diatur sesuai skenario yang rapi untuk disajikan sebagai hiburan yang ekstravaganza.
Tim kreatif sudah menyusun story board dan run down yang rapi. Dialog-dialog sudah disiapkan, dan narasi sudah dibikin.
Pembebasan itu harus menjadi entertainment yang benar-benar menghibur. Saipul Jamil didandani dan didapuk sebagai pahlawan dan superstar.