Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Saipul Jamil

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 07 September 2021 – 17:24 WIB
Saipul Jamil - JPNN.COM
Saipul Jamil meninggalkan Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (2/9). Foto: Firda Junita/JPNN.com

Menghibur Diri Sampai Mati. ‘’Amusing Oursleves to Death’’ adalah buku yang ditulis sosiolog Amerika Neil Postman pada 1985. Buku jadul itu sampai sekarang masih tetap dijadikan refenrensi bagi yang ingin memahami hakikat televisi.

Terasa ada yang ironis di dalamnya. Kita mencari hiburan pada televisi, tetapi dengan hiburan itu kita tidak menjadi lebih senang dan bahagia. Kita tidak menjadi segar dan berumur panjang, tetapi kita mencari hiburan untuk mencari mati.

Itulah hakikat televisi, menurut Postman. Menghibur khalayak dan kemudian membunuhnya pelan-pelan. Hakikat televisi adalah hiburan. Karena itu televisi tidak bisa menjalankan peran pemberi informasi, pengedukasi, atau pengontrol sosial. Peran-peran itu dilakukan televisi sebagai pelengkap peran utamanya sebagai entertainer.

Itulah sebabnya semua acara dikemas sebagai entertainment. Berita yang membawa informasi, harus dikemas sebagai hiburan yang atraktif. Diskusi dan debat politik, harus tetap dikemas sebagai pertunjukan show biz. Apa saja yang muncul di televisi adalah hiburan.

Televisi beda dengan koran dan majalah yang bisa menyajikan narasi panjang dan mendetail. Karena itu koran dan majalah bisa menjalankan fungsi ideal media massa, memberi informasi, edukasi, dan kontrol sosial.

Itulah yang oleh Marshall McLuhan disebut sebagai ‘’the medium is the message’’, media itulah yang menjadi pesannya.

Hakikat televisi sebagai media hiburan sudah melekat menjadi hakikat. Televisi tidak bisa dipaksa menjadi media pendidikan, karena secara teoretis hal itu bertentangan dengan hakikat. Itulah yang mendasari pandangan McLuhan bahwa media membawa ‘’message’’ masing-masing.

Jadi, kalau kita mengharapkan televisi memberi pendidikan kepada khalayak, itu adalah harapan yang salah alamat. Lebih tepat kalau kita bersyukur bahwa televisi tidak memberikan pendidikan kepada khalayak.

Ada pengalungan bunga, ada sambutan, ada seremonial, ada sejumlah fan yang menyambut Saipul Jamil.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close