Salat Tarawih Tengah Malam, Pulang Harus Pamitan
Setelah itu, salah satu perangkat masjid karaton lainmya yang bergelar tunggu nabula (tokoh penentu hari dan kebijaksanaan waktu) melapor kepada imam masjid.
"Joo imamu kawamo wakutu artinya, wahai iman sudah memasuki waktu shalat. Sontak sang imam menjawab "joo" kemudian melanjutkan kalimat itu pada perangkat masjid bergelar "Lakina Agama" (penentu kebijakan hasil musyawarah keagamaan)
Setelah Lakina Agama mengetahui bahwa sudah memasuki waktu shalat, salah satu tokoh masjid bergelar "Tunggu Naaba" (Plotokoler) pamit kepada imam masjid untuk mengumandangkan adzan.
"Joo Imammu sama Taposangakamo bangu" (permisi imam saya mau mengumandangkan adzan). Kemudian Tunggu Naaba menugaskan moji menyuarakan adzan untuk melaksanakan ibadah shalat isya.
Saat adzan dikumandangkan, 22 perangkat masjid keraton belum memasuki ruangan masjid. Mereka tetap berada di gode-gode sembari menunggu selesainya adzan. Nanti setelah adzan selesai, barulah mereka bergegas masuk ke dalam masjid secara berurutan sesuai ketentuan. Yaitu, dari perangkat masjid termuda sampai tertua (Lakina Agama). Setelah masuknya mereka kedalam masjid, proses ibadah mulai dilakukan seperti biasa.
"Apa yang kita lakukan harus sesuai dengan aturan dan adab yang telah ditentukan. Tidak ada yang boleh menyalahi atau keluar dari semua itu," kata salah satu perangkat Masjid Keraton Kota Baubau bergelar "Lakina Agama" La Ode Zulkifli.
Seluruh prosesi rangkaian ibadah shalat isya dilakukan yaitu sekitar pukul 00:15. Selanjutnya dilakukanlah seruan untuk shalat tarawih yang disebut "gora". Dilanjutkan dengan seruan Shalawat Nabi yang dilakukan oleh moji sebagai tanda akan dimulainya shalat tarawih.
Jumlah rakaat shalat tarawih yang dikerjakan pada malam perdana bulan suci Ramadhan tidak seperti biasanya. Jika, umumnya shalat tarawih dilakukan dengan jumlah delapan rakaat ditambah tiga rakaat shalat witir, pelaksanaan shalat tarawih malam pertama di Masjid Keraton sebanyak 20 rakaat ditambah tiga rakaat shalat witir.