Sambangi Purwakarta, Kang Emil Ajak Dedi Berkompetisi
Kang Emil lalu berbagi cerita soal kabupaten sempat berjuluk "Kota Tasbeh" tersebut. Kota ini, sebut dia, baginya tidak asing karena leluhurnya merupakan salah satu kyai di pondok pesantren di Purwakarta.
"Di masa penjajahan tempo dulu, kakek saya itu pejuang NKRI di wilayah ini. Namanya Kyai Muhyidin. Sampai mendirikan Ponpes bernama Pesantren Pagelaran. Inilah chemistry saya dengan Purwakarta," ujarnya.
Kepada relawannya, Kang Emil berpesan agar melakukan politik santun menghadapi Pilgub Jabar. "Kita jaga Jabar damai dan akur. Tampilkan politik putih dengan tidak menebar kebencian dan provokasi agar terwujud demokrasi yang sehat," katanya.
Sejauh ini, diakui dia, komunikasi politik terus ia bangun dengan sejumlah parpol. Termasuk mempelajari masuk jalur independen.
Namun kata Emil, ia belum memutuskan apakah majunya dia di Pilgub Jabar menggunakan jalur parpol atau independen. "Dua-duanya ada plus minusnya. Nanti saya lihat mana yang lebih berpotensi," tegasnya.
Untuk saat ini, ia hanya meminta pendukungnya bersikap tenang dengan berpolitik santun. "Ibarat pepatah Sunda, laukna benang, caina herang," ucapnya.
Agenda Ridwan Kamil di Purwakarta dilanjutkan dengan menghadiri acara tabligh akbar yang digelar oleh Majelis Taklim Manhajush Sholihin. Majlis tersebut beranggotakan kader Front Pembela Islam (FPI) Purwakarta. Bermarkas di pertigaan Pasar Rebo, Jalan Kapten Halim. Sebagaimana diketahui, FPI sering melancarkan kritikan pedas dan tuduhan musyrik kepada Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.
Dalam acara tersebut, Kang Emil terlihat didampingi oleh Syahid Joban selaku Ketua Manhajush Sholihin Purwakarta dan anggota DPRD Jawa Barat Rustandie dari Partai Nasdem.