Sambut Peluncuran Film Climate Witness, Begini Komentar Direktur Koaksi Indonesia
“Awalnya, saya mengajak para perempuan, ibu rumah tangga, tidak bekerja. Namun, tetap bisa produktif dengan menghasilkan uang dari sampah. Sebagian besar golongan berpenghasilan Rp 50 ribu per minggu. Saya dorong mereka untuk bisa menabung, menabung sampah,” ujar Vera.
Vera memaparkan tujuan aksinya adalah membuka pola pikir khususnya para perempuan, menurutnya untuk mengatur hidup maka kelolalah sampah.
“Penghasilan mitra bank sampah ada yang mencapai Rp2 juta per bulan, mengenai aturan, pemerintah sudah hadir melalui beberapa kebijakan, peraturan tersebut bahkan spesifik mengatur pengelolaan dan pemilahan sampah rumah tangga,” kata Vera.
Selanjutnya, Vera menyampaikan kemitraan Bank Sampah Gunung Emas dengan WWF melalui program Plastic Smart Cities.
“WWF punya program Plastic Smart Cities untuk pengolahan sampah plastik dari hulu ke hilir, masyarakat tidak bisa lepas dari plastik, bagaimana sampah plastik diolah, itulah pendampingan yang diberikan WWF, hingga sampah plastik menjadi produk layak jual,” ujar Vera.
Mendekati waktu berbuka puasa, acara makin hangat dengan kehadiran Syifa Fauziyyah yang membagikan semangat anak muda dalam aksi iklim yang dilakukan Teens Go Green Indonesia.
Syifa menyampaikan organisasi anak muda yang berdiri pada 2007 ini awalnya diinisiasi oleh beberapa pihak, NGO dan pemerintah, bersama anak-anak SMA.
“Anak-anak muda ini awalnya diajak untuk mengenal alam, baru masuk ke masalah-masalah terkait lingkungan, kita belajar untuk mencari solusi baru melakukan aksi langsung,” kata Syifa.