Sang Ibu Menangis saat Melihat Foto si Kecil Jigang
Sabtu, 29 Mei 2010 – 04:01 WIB
Dan sehari menjelang saya terbang kembali ke Indonesia, Putra pergi untuk selamanya. Tak ada kata perpisahan antara kami, karena ketika saya hendak berpamitan, bocah itu sedang tidur dan saya tidak mau mengganggu tidurnya siang itu.
Sama sekali tak terbayangkan oleh saya bahwa itulah kali terakhir saya bertemu dengan Putra. Sebab, ketika saya meninggalkan dia, saya pikir dia sudah dalam keadaan aman. Artinya, dia akan bisa survive. Karena itu, ketika meninggalkan Indonesia, besar sekali harapan saya untuk kembali melihatnya jigang dengan mata yang terbuka lebar saat saya kembali ke tanah air.
Sayang, keinginan saya tak sama dengan rencana Tuhan. Putra pergi tanpa sempat menunjukkan lagi jigang-nya kepada saya. Inilah yang membuat saya dan semua anggota rombongan yang datang bersama saya ke makam Putra kemarin tak sanggup menahan tangis saat membaca tulisan di nisan bercat putih di kuburan kecil itu: Ramdan Aldil Saputra. Lahir 27 September 2006. Meninggal 23 Mei 2010.