Santai 2 T
Oleh: Dahlan IskanBahwa Ahong ngotot uang Rp 2 T itu ada, enggak masalah. Urus saja terus. Sampai dapat. Atau sampai menyerah. Namun, minta maaf itu penting. Kalau pun permintaan maaf itu dirasa berat, kelak boleh dicabut bersamaan dengan penyerahan sumbangan yang sebenarnya.
"WA saya itu tidak dijawab. Sampai sekarang masih belum dibaca. Baru ada satu centang," ujar Si Cantik kemarin sore.
"Tidak masalah...," jawab saya. ".... yang penting sudah ada orang yang memberi saran seperti itu pada Ahong."
Ahong sendiri masih belum keluar rumah. Masih sakit. Begitulah keterangan polisi. Yang seharusnya memeriksa Ahong lagi sejak tiga hari lalu.
Dokter Nur berkali-kali telepon Ahong juga tidak direspons. Padahal biasanya tiap hari selalu kontak beberapa kali.
Tentu masyarakat Tionghoa Palembang juga marah pada Ahong. Namun, mau bagaimana lagi. Mereka pun kumpul-kumpul uang. Dapat Rp 2 miliar. Diserahkanlah uang itu kepada Kapolda Sumsel. Dua hari lalu.
Prof Hardi Darmawan mengirimi saya 46 foto acara penyerahan sumbangan itu. Tanpa papan styrofoam. Berarti Prof Hardi sudah wawuhan dengan saya.
Saya juga memuji media yang tidak menyeret-nyeret kakak Ahong yang enam orang itu. Yang semua tinggal di Jakarta. Mereka memang tidak terkait dengan ulah sensasi Ahong. Tidak selayaknya ikut diseret-seret di media.
Hampir saja itu terjadi. Yakni ketika medsos mulai menampilkan putri salah satu kakak Ahong. Yang mengenakan jam tangan Rp 2,5 miliar itu. Yang berpose di pesawat pribadi itu.