Sarulla Akhirnya OK, Bagaimana Asahan III?
Senin, 12 April 2010 – 08:40 WIB
Dalam kesepakatan itu, kamijuga mensyaratkan bahwa dalam waktu enam bulan kegiatan di lapangan sudah harus dilakukan. Yakni enam bulan setelah penandatanganan perjanjian. Masih ada syarat lain: listrik tahap pertama sudah harus dihasilkan paling lambat akhir tahun 2012 atau awal tahun 2013.
Sarulla memang punya potensi untuk bisa menghasilkan listrik sampai 330 MW. Dua kali lipat dari kemampuan Asahan III kelak. Tapi pengerjaannya memang harus secara bertahap. Apalagi kondisi Sarulla ternyata tidak sebaik yang digambarkan pada awalnya. Ini terlihat dari hasil pengeboran di masa yang lalu. Dari 13 lubang yang sudah dibor, hanya 4 yang menghasilkan panas. Itu pun kualitas uapnya tidak sebagus Ullubelu di Lampung. Uapnya banyak mengandung sulfur. Harus ada tamabahan biaya untuk memprosesnya. PLN bisa memahami kondisi tersebut. Apalagi inestasi untuk Sarulla bisa mencapai Rp 5 triliun. Karena itu harga Sarulla disetujui sedikit lebih baik dari harga Ullubelu yang 6,4 cent/kwh.
Dengan kesepakatan mengenai Sarulla itu saya pun sangat lega. Bukan karena bisa menyelesaikan soal yang sudah macet bertahun-tahun, tapi juga karena ini: kini saya sudah berani ke Sarulla.Dalam kunjungan saya bersama Komisi VII DPR-RI Maret lalu sebenarnya saya sangat ingin melihat sendiri Sarulla yang masih 2 jam dari Tarutung itu. Di tengah-tengah acara yang sangat padat, kepergian ke Sarulla memang akan menambah kelelahan yang berat.
Tapi kalau akhirnya saya gagal ke Sarulla bukanlah karena takut kelelahan itu. Hari itu saya batal ke Sarulla karena teman-teman PLN Medan melarang saya ke sana. Mengapa" "Tidak aman," kata mereka. "Tidak aman bagaimana?," tanya saya. "Masyarakat setempat sudah terlalu sering dikecewakan oleh setiap pejabat yang datang ke sana," tambah mereka. Oh, rupanya setiap ada pejabat yang meninjau Sarulla setiap itu pula menjanjikan bahwa Sarulla akan segera dibangun.