Sarwono 77
Oleh: Dahlan Iskanjpnn.com - Ia ada di dalam, tetapi tidak sampai menjadi orang dalam. Itulah Sarwono Kusumaatmadja. Yang 24 Juli besok berulang tahun ke-77.
Saya baru selesai membaca buku memoarnya: Menapak Koridor Tengah. Ini salah satu memoar yang enak dibaca. Enak dalam pengertian lahir batin. Gaya tulisan memoar ini mengalir dengan sangat baik. Isinya tidak membuat mual –tidak ada puji-puji diri yang berlebihan.
Yang diungkapkan di buku ini juga lebih banyak sisi-sisi manusiawi. Hampir semua nama politikus disebut di dalamnya. Itu menandakan karier politik yang panjang dalam kehidupan Sarwono. Maka, meski ini buku politik, tetapi banyak mengandung unsur yang menghibur.
Misalnya ketika akan diangkat menjadi sekjen Golkar. Ia tahu info itu di sebuah pertemuan yang diadakan oleh Jenderal Benny Moerdani.
"Nanti Golkar itu harus semakin mandiri. Itu akan tergantung siapa sekjennya. Tuh, calon sekjennya, yang duduk di belakang itu," ujar Benny. Kurang lebih.
Ketika akhirnya benar-benar jadi sekjen, Sarwono pun dianggap orangnya Benny Moerdani, Panglima ABRI.
Sarwono adalah orang sipil pertama yang menjadi sekjen Golkar. Anak muda pula. Mantan ketua Dewan Mahasiswa pula. ITB pula.
Suatu saat Sarwono ingin tahu mengapa Benny mendukungnya. "Yang mau itu Pak Harto. Bukan saya," ujar Benny. "Saya hanya mengamankan putusan Pak Harto."