Satria Arief Prabowo, Pria Gifted 21 Tahun yang Sudah Jadi Dokter
Diterima S-3 di UK tanpa Gelar MasterAwalnya, Satria dan orang tuanya menganggap hal itu biasa. Namun, saat kelas I SMP, saat akan mengikuti tes masuk kelas akselerasi, pihak sekolah mempertemukan Satria dan orang tuanya dengan psikolog.
Di situlah laki-laki kelahiran Surabaya, 13 Oktober 1992 tersebut baru tahu bahwa dirinya adalah gifted atau anak berbakat. ’’Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, saya menikmati hidup saya,’’ ungkap pengagum Nabi Muhammad tersebut.
Termasuk dalam hal pergaulan. Saat masuk FK Unair, mayoritas teman-temannya berusia 18 tahun. Hal itu tidak menjadi sandungan dalam bergaul. Satria tetap bisa membaur dengan teman-temannya.
Untuk kasus tertentu, dia sebagai yang termuda di angkatannya selalu ’’dijaga’’ teman-temannya. ’’Ini artikel soal saya. Saya pernah diliput Jawa Pos ketika mau masuk kuliah,’’ ucap anak pertama di antara tiga bersaudara pasangan Chairul Siswanto dan Siti Nur Elly Yani itu seraya menyodorkan koran Metropolis Jawa Pos edisi Minggu, 20 April 2008.
Sebenarnya yang membuat lucu adalah fotonya. Dalam foto tersebut, Satria masih sangat anak-anak. Wajahnya menggemaskan dengan pipi tembem, kacamata, rambut plontos, dan badan yang tidak seberapa tinggi. Sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia adalah mahasiswa kedokteran.
Meski begitu, proses perkuliahan berjalan lancar. Satria lulus program sarjana kedokteran pada 2012 dengan IPK 3,79. Ketika itu penikmat lagu-lagu Taylor Swift tersebut menyabet gelar Wisudawan Terbaik Program Sarjana Kedokteran.
Hadiahnya, Satria berhak mengikuti training penyakit infeksi dan tuberkulosis (TB) di University of Groningen, Belanda, selama enam bulan.
Program itu merupakan kerja sama antara FK Unair dan University of Groningen. Jadi, setelah lulus kedokteran, Satria tidak langsung mengambil co-ass (dokter muda). Dia harus terbang dulu ke Belanda untuk menikmati hadiah berupa training itu.