Satu Kelas Murid SD Menangis Lantaran Dianiaya Gurunya
“Setelah itu kepala para murid dipukuli pakai gagang kemoceng. Ada yang dipukul satu kali, ada yang dua kali, bahkan yang tidak ribut pun kena pukul,” tambahnya.
Sedangkan A br L saat itu mengaku tidak ada membuat keributan, bahkan ia sempat menjelaskan kepada gurunya bahwa ia tidak ikut ribut di kelas. Namun EDP tetap memukulnya.
“Saya tidak ribut kok bu, Saya tidak ada ribut,” kata Alpiden menirukan ungkapan putrinya tersebut kepada sang guru.
Saat itu A br L mendapat pukulan sebanyak dua kali. Bahkan, siswa kelas lima yang berjumlah 23 orang dalam kelas itu semua mendapat jatah rotan di kepala. Kalaupun ada yang tidak terkena pukulan, cuma dua murid saja. “Itupun kemungkinan karena tetangganya guru itu ataupun keluarganya,” kata Jasamen Purba.
Setelah kejadian itu, semua murid kelas lima sekolah tersebut pun pulang dalam keadaan menangis di sepanjang jalan. Khusus bagi murid perempuan, langsung mengadukan kejadian kepada orangtuanya di rumah.
Orang tua murid lainnya, Ramaden Malau, j uga menyayangkan tindakan yang dilakukan oknum guru tersebut. Terlebih, menurut Ramaden, oknum guru tersebut mengajar mata pelajaran agama yang statusnya masih honor.
“Kalau murid ribut di kelas, itu kan masalah biasa. Namanya juga anak SD! Apapun kesalahannya, tidak pantas sampai dipukul di bagian kepala. Itu kan daerah sensitif. Sedangkan kami orangtuanya saja tidak pernah menghukum anak kami seperti itu,” sesalnya.
Kembali ke Alpiden Lingga, ia mengaku sudah mencoba melaporkan kejadian tersebut ke kepala sekolah.