Saut Situmorang Main Saksofon Dianalisis secara Intelijen
Sudah dua dekade Saut mengakrabi saksofon. Tapi, tak pernah sampai menapak fase profesional atau komersial. Hanya hobi. ”Sebenarnya untuk melatih napas saja. Kalau (kondisi tubuh) nggak baik, cepet capek biasanya,” ucap mantan anggota Badan Intelijen Negara (BIN) itu.
Meski hanya hobi, pengetahuan Saut soal saksofon tidak bisa dianggap remeh. Termasuk jenis dan kualitasnya. Misalnya, bagian reeds (buluh bambu) dan mouthpiece (bagian saksofon yang penggunaannya ditempatkan di bibir, Red). ”Kalau pakai reeds (ketebalan) 2 lebih tipis, niupnya jadi lebih gampang, yang lebih melengking pakai 3,5,” katanya.
Saut mulai belajar saksofon secara mandiri pada 1997. Semasa masih bertugas sebagai diplomat di Kedutaan Besar RI (KBRI) di Singapura. Tanpa kursus. Dia jatuh cinta dengan instrumen tersebut karena bunyi yang dihasilkan membuatnya kelepek-kelepek.
Kebetulan, sejak kecil memang dia gemar mendengarkan musik. ”Agak lama bermain alto student (pemula),” ujarnya. Semakin lama Saut kian menikmati bermain saksofon. Setiap ada waktu luang, dia memainkannya.
Saut lantas membeli saksofon tipe profesional di Singapura pada 2000 seharga SGD 5.000 atau sekitar Rp 30 juta (kurs saat itu). ”Dulu dianggap main saksofon dianalisis (secara intelijen) macam-macam. Padahal, saya hanya suka,” ucapnya, lantas tersenyum.
Untuk mempertahankan kualitas suara, Saut tidak pernah ketinggalan tentang informasi suku cadang saksofon terbaru. Untuk reeds, misalnya, Saut saat ini menggunakan merek Flying Goose buatan Tiongkok yang harganya relatif kelas menengah. Dia juga tidak pernah absen ke tukang servis bila suara saksofon tidak sesuai dengan tekanan tiupan.
Bukan hanya soal perawatan, Saut juga tidak mau ketinggalan tentang perkembangan instrumen atau lagu. Agar terus update, radio menjadi salah satu media memantau lagu.
Kalau ada yang cocok, dia membelinya di aplikasi iTunes dan Spotify. Mulai bentuk instrumen piano sampai lagu asli dengan vokal. ”Seperti lagu Ed Sheeran, dengar di radio enak, saya beli,” katanya.