Saut Situmorang Main Saksofon Dianalisis secara Intelijen
Bagi Saut, pembelian file instrumen lagu di aplikasi musik berbayar itu paling banyak merogoh kocek. Biasanya, harga satu lagu berkisar USD 5 atau sekitar Rp 69 ribu. Tapi, kadang juga beli lagu dengan harga jauh di bawah itu.
Saut juga tidak jarang mengolah sendiri file audio dengan software Sonar. Dengan program komputer yang dibuat Cakewalk tersebut, Saut seperti di studio dadakan. Sebab, tidak hanya bermain musik, sewaktu-waktu dia juga bisa merekam, mengedit, mixing, dan mastering instrumen saksofon yang dihasilkan.
”Komputer saya ini jadi alat kerja, juga jadi alat hobi hehehe,” kelakarnya. Namun, aktivitas me-record instrumen tidak dilakukan Saut. Sebab, meng-input file MIDI (musical instrument digital interface) umumnya menyita waktu cukup banyak.
Belum lagi, harus menyiapkan peranti perekam layaknya studio rekaman profesional. ”Kalau saya belum sampai ke sana (mixing dan rekaman instrumen, Red),” imbuhnya.
Kepada Jawa Pos, Saut menunjukkan cara kerja software Sonar itu. Yang dipilih adalah lagu Seperti Para Koruptor ciptaan Slank yang sudah berbentuk file rekaman. Dengan ciamik, dia mengikuti track vokal lagu tersebut menggunakan saksofon. ”Ini file rekaman, kalau mau masukin (track) saksofon langsung bisa,” paparnya.
Lewat kecintaan terhadap musik, Saut lebih jauh ingin menginspirasi para generasi muda agar terus berkarya. Selama ini KPK juga sudah memfasilitasi pelaku seni musik dengan berbagai kegiatan.
Salah satunya, festival lagu Suara Antikorupsi (Saksi). Acara itu telah dihelat sejak 2016. ”Karena musik banyak menginspirasi.”
Saut yakin suatu saat akan banyak talenta yang mampu menciptakan karya musik fenomenal tentang antikorupsi. Pesan dalam setiap lagu itulah yang dipercaya nanti bisa menginspirasi masyarakat agar menjauhi perilaku koruptif.