Saya Lawan Terus Kanker Ini...
Lalu, naik Gunung Merbabu (Jawa Tengah), tebing Gunung Parang Purwakarta, Gunung Arjuno Malang, Bukit Hitam Kepahiang Bengkulu, dan masuk ke perkampungan Badui Dalam. Minggu lalu (9/4) dia mendaki Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat tanpa kendala.
Sambil melatih staminanya naik turun gunung, Ogun mulai menyusun perjalanan bertajuk Ogun Roads to Mount Everest. Dengan berbagai pertimbangan sebelum mendaki ke puncak tertinggi itu, dia mesti bisa menaklukkan ’’adik-adik’’ Everest lebih dulu.
Di antaranya, Gunung Yala yang berketinggian 5.520 mdpl, Nayakanga (5.844 mdpl), Carstensz (4.884 mdpl), dan Elbrus (5.642 mdpl). Dia mengagendakan untuk misi penaklukkan puncak Everest itu pada 2018, tepat saat usianya 60 tahun.
Kemarin (13/4) Ogun memulai perjalanan dari Jakarta ke Nepal. Tujuannya adalah Gunung Yala dan Nayakanga yang juga berada di Nepal.
Ogun ditemani istrinya, dokter Iqbal, Franciscus Xaverius Ronaldus (movie art director), Gyaista Sampurno (Taruna Hiking Club Bandung), dan Hamzah Abdul Aziz (komunias Rattle Snack Bandung). Pendakian yang jadi rangkaian Ogun Roads to Mount Everest itu ditargetkan bisa selesai pada awal Mei.
”Kami sekalian ziarah ke makam pendaki Kadek Andana yang jadi korban longsor di Nepal,” jelas dia.
Ogun mengungkapkan, bukan hal yang mudah untuk menaklukkan puncak tertinggi Everest. Meski, ada base camp di beberapa titik seperti North col 7.100 mdpl, camp 5 (7.900 mdpl), dan last camp (8.200 mdpl) sebelum puncak atau Summit Attack di 8.848 mdpl.
Hawa yang sangat dingin dan udara yang tipis jadi tantangan. Belum termasuk badai yang sewaktu-waktu datang.