SBY Bela Boediono dan Sri Mulyani
Kamis, 04 Maret 2010 – 21:55 WIB
"Kenapa dikatakan penanganan krisis 2008 lebih baik daripada 1998, alasan lainnya karena dokumentasi risalah rapat KSSK jauh lebih rapi, bahkan direkam dengan video dan suara. Pengambilan keputusan 2008 lebih mandiri, beda dengan 1998 yang melibatkan IMF. Sumber perbaikan perbankan jauh lebih baik, dengan sistem dana Rp6,7 triliun belum dapat dikatakan sebagai kerugian negara. Uang sebesar itu adalah investasi atau penyertaan modal sementara (PMS), yang akan dikembalikan di masa-masa yang akan datang. Beda jauh dengan krisis 98 yang membebani negara Rp665 triliun, sebuah angka raksasa,” cetusnya.
SBY mengklaim pengambilan keputusan pada krisis 2008 telah membantu Indonesia keluar dari krisis ekonomi global. “Prestasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca penyelamatan 2008 sangat membanggakan, karena menjadi pertumbuhan ketiga di dunia setelah Tiongkok dan Jepang,” cetusnya.