Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

SD di Banyuwangi Gabungkan Kurikulum Cambridge dan Aswaja

Kamis, 24 April 2014 – 09:33 WIB
SD di Banyuwangi Gabungkan Kurikulum Cambridge dan Aswaja - JPNN.COM
Para tokoh ulama saat di ruang kerja Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk membicarakan SD Lazuardi Tursina. FOTO: ist

jpnn.com - BANYUWANGI - Dunia pendidikan di Banyuwangi semakin dinamis. Satu lembaga pendidikan baru hadir di kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" tersebut, yaitu SD Lazuardi Tursina Global Islamic School. Lembaga tersebut adalah jaringan dari lembaga pendidikan Lazuardi yang berpusat di Jakarta.

Direktur SD Lazuardi Tursina Banyuwangi, Nunung Wiarsih, mengatakan, kehadiran SD tersebut untuk merespons kebutuhan peningkatan kualitas SDM di Banyuwangi seiring dengan perkembangan daerah yang semakin pesat. "Semakin banyak masyarakat kelas menengah di Banyuwangi, para eksekutif muda bermunculan, karena ekonomi daerah makin maju. Karena itu, kita butuh SD yang bisa memfasilitasi anak-anak untuk memaksimalkan potensinya," ujarnya.

Yang menarik, SD Lazuardi Tursina memadukan kurikulum dari University of Cambridge International Examinations (CIE) Inggris dan kurikulum berbasis Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang dirumuskan oleh para ulama Banyuwangi serta luar Banyuwangi. Pembahasan kurikulumnya melibatkan beberapa tokoh, antara lain, Ketua PCNU Banyuwangi KH Masykur Ali, Rais Syuriah PCNU Jember KH Muhyiddin Abdussomad, Ketua MUI Banyuwangi KH M Yamin LC, Ustad Muhyidin dari Ma'had Ali Ponpes Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo, Ustad Guntur Al Badri, dan Direktur Aswaja Center As'ad.

"Dengan memadukan kurikulum dari Cambridge Inggris dan Aswaja, kami ingin siswa bisa berwawasan global namun tetap membumi dengan nilai keislaman, termasuk tentu saja terkait rukun salat dan hafalan doa-doa berpedoman pada ajaran Aswaja,” ujarnya.

Sejumlah nilai Aswaja yang diinternalisasikan ke siswa dalam pembelajaran antara lain tawassuth (moderat, demokratis), tawazun (seimbang dalam segala hal), ta'adlu (adil), dan tasamuh (toleransi). Nilai-nilai itu dibumikan dalam pembelajaran aktif para siswa.

Nunung mencontohkan, nilai tawassuth diwujudkan dalam pembelajaran berupa diskusi di antara para siswa secara dinamis dengan saling menghargai semua pendapat. Nilai tawazun diimplementasikan lewat pembelajaran yang mendorong siswa mandiri, sehat, jujur, berilmu, berakhlak, dan bertanggung jawab. "Intinya, dengan nilai tawazun Aswaja kami ingin siswa bisa seimbang dalam segala hal. Sehat jasmani rohani. Berilmu tinggi dan berakhlak mulia," jelasnya.

Adapun nilai ta'adlu diwujudkan dengan mendidik siswa agar tidak mendapat sesuatu yang bukan haknya. "Nilai-nilai tasamuh juga akan diinternalisasikan di siswa agar mereka tumbuh menjadi insan yang toleran, menghargai sesama, dan ringan tangan dalam menolong," kata dia.

Secara umum, kata Nunung, kaidah Aswaja Al-muhafadzatu ala al-qadimis shalih wal akhdzu bi al-jadiidil ashlah benar-benar diterapkan. Kaidah tersebut berarti menjaga tradisi lama sembari mengadopsi perkembangan ilmu baru untuk meningkatkan kualitas kehidupan. "Nilai-nilai Aswaja ini akan menuntun siswa menjadi pribadi yang utuh dan siap menghadapi tantangan global," jelasnya. 

BANYUWANGI - Dunia pendidikan di Banyuwangi semakin dinamis. Satu lembaga pendidikan baru hadir di kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News