Sebelum Mutiara Gugur di Sungai Sebangau Demi Tugas Negara..
"Almarhum (Mutiara) bertugas di Taman Nasional Sebangau sudah hampir tiga tahun bekerja sebagai tenaga kontrak," katanya.
Jumbri menyebut, Mutiara merupakan anak yang berbakti dan penurut kepada kedua orang tuanya. Keseharian dengan keluarga terbilang sangat baik dan penuh perhatian.
"Dari informasi yang kami terima, sebelumnya almarhum bertugas menyiapkan keperluan logistik untuk kedatangan tamu dari luar negeri. Bersama rombongan menuju lokasi, dan di perjalanan mengalami kecelakaan, longboat yang ditumpangi bertabrakan dengan speedboat rombongan TNI," ujar Jumbri.
Sementara itu sebelum dimakamkan, jenazah Mutiara disalatkan di Masjid Agung Al Mukarram Amanah Jalan Tambun Bungai Kota Kuala Kapuas. Selanjutnya jenazah dibawa ke tempat pemakaman umum Babusalam Jalan Patih Rumbih Kuala Kapuas.
Saat pemakaman Mutiara, sejumlah kerabat, teman dan keluarga datang ke lokasi pemakaman. Mereka menyampaikan ucapan belasungkawa kepada keluarga dan merasa kehilangan atas kepergian perempuan yang selama ini dinilai berperangai baik tersebut.
Seperti diketahui, kecelakaan tabrakan tim survei pengamanan rencana kedatangan Raja dan Ratu Belanda melibatkan speedboat dan longboat yang berisi 27 orang. Sebanyak 20 orang selamat dan dirawat, sedangkan tujuh orang meninggal dunia.
Tujuh orang meninggal dunia itu, terdiri dari Dandim 1011/Kapuas Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono, serta para tenaga kontrak Taman Nasional Sebangau dan Manggala Agni, yaitu Abi Damansyah, Mutiara, Tyas Novianti, Ibnu Yudhistira Hendrawan, Umrottus S dan Mansyah. (antara/jpnn)