Sebelum Mutiara Gugur di Sungai Sebangau Demi Tugas Negara..
jpnn.com, PALANGKA RAYA - Keluarga besar Mutiara, korban yang meninggal dunia dalam musibah tabrakan kapal cepat di Sungai Sebangau Palangka Raya, Senin (9/3), masih berduka.
"Sebelum dikabarkan adanya kecelakaan itu, adik saya (Mutiara) pada pukul 11.00 WIB sempat menelepon ibu untuk meminta doa. Itu memang sering dilakukannya setiap mau berangkat menjalankan tugasnya," kata Ipah, kakak kandung almarhum Mutiara, usai pemakaman di Kuala Kapuas, Selasa (10/3).
Mutiara, warga Jalan Barito dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Babusalam jalan Patih Rumbih Kuala Kapuas. Suasana haru mengiringi pemakaman perempuan yang dikenal periang itu.
Ipah yang merupakan kakak kandung kedua dari tujuh bersaudara ini mengatakan, pihak keluarga baru mengetahui Mutiara mengalami musibah kecelakaan air di Sungai Sebangau tersebut ketika rekan kerjanya yang mengabarkan bahwa Mutiara ikut serta dalam kecelakaan itu.
Mengetahui musibah yang terjadi, keluarga kaget dan langsung mencari tahu kebenaran serta keberadaan korban yang merupakan anak pasangan Anderson Penyang dan Hikmah itu.
Pihak keluarga berupaya meyakinkan kabar duka yang baru mereka dengar. Setelah mencari informasi lebih jauh, barulah mereka menerima bahwa musibah yang merenggut nyawa Mutiara memang benar-benar terjadi.
Duka mendalam juga dirasakan Jumbri yang merupakan kakak ipar korban. Menurutnya, keluarga memang sempat mendapat firasat yang kurang baik serta kekhawatiran terhadap korban. Gadis 24 tahun yang merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara, hampir tiga bulan tidak pulang ke rumah di Kuala Kapuas Kabupaten Kapuas.
Namun, memang dia sering mengabari keadaannya, termasuk sebelum berangkat menggunakan speedboat yang ternyata membawanya pada kecelakaan yang merenggut nyawa.