Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Secara Makro, Duet SBY-JK Oke, tapi Sektor Lain?

Selasa, 01 September 2009 – 19:22 WIB
Secara Makro, Duet SBY-JK Oke, tapi Sektor Lain? - JPNN.COM
Sementara untuk nilai tukar rupiah masih sulit diprediksikan karena UU devisa bebas yang telah diberlakukan sejak 2000, sehingga nilai tukar sangat tergantung keluar masuknya devisa. Saat ini devisa keluar cukup besar, karena tingginya angsuran utang pemerintah dan swasta yg harus dibayar, pertumbuhan impor yang lebih besar dari pertumbuhan ekspor, tingginya keluar-masuknya aliran dana asing jangka pendek (portofolio) yg menjadi risiko tidak stabilnya rupiah. Untuk mencapai kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dollar, maka perlu mereview UU Devisa bebas menjadi terkontrol, meningkatkan ekspor berbasis industri, mendirikan debt office untuk mengontrol pinjaman.

Selama lima tahun menjabat, SBY sudah meletakkan banyak fundamental ekonomi. Seakan arah dan kebijakan ekonomi kita masih buram, apa penilaian Anda" Bagaimana prospek ekonomi duet SBY-Boediyono?

Kinerja SBY-JK selama 5 tahun harus diakui secara makro cukup stabil. Hal tersebut tercermin dari berbagai indikator pertumbuhan, inflasi, dan nilai tukar. Akan tetapi kinerja ekonomi sektoral belum menunjukkan perubahan berarti karena sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja seperti pertanian, pertambangan, serta manufaktur pertumbuhannya justru di bawah 5 persen. Sedangkan pertumbuhan sektor lain seperti perdagangan, jasa dan lain-lain di atas 5 persen. Kondisi tersebut pada akhirnya kurang mampu mengurangi kemiskinan dan pengangguran secara signifikan

Duet SBY-Boediono seharusnya dapat lebih efektif karena dapat memenangkan suara yang cukup besar, sehingga dapat memilih mentri-menteri dari kalangan professional. Mereka  tidak perlu lagi membuat kabinet pelangi seperti 2004. Hal ini sangat membutuhkan keberanian SBY-Boediono.

Paling lambat, pemerintah akan menaikkan bahan bakar minyak (BBM) pada November mendatang. Prediksi tersebut disampaikan Aviliani, pengamat Institute

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close