Sejarah Jalur Rempah Nusantara dalam Dunia Fashion
Berdasarkan catatan Samuel Pepys, hingga akhir 1665, orang Inggris—termasuk dirinya--kerap mengadakan pertemuan rahasia dengan beberapa pelaut untuk menukar sekantung kecil emas dengan sejumput lada dan cengkih.
Barter itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi, "di sebuah bar gelap di ujung kota," tulis Pepys, sebagaimana dicuplik Giles Milton dalam Nathaniel’s Nutmeg.
Buku Milton telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Pulau Run—Magnet Rempah-rempah Nusantara yang Ditukar dengan Manhattan.
Konstantinus Afrikanus (1020-1087) penulis De Coitu (On Sexual Intercourse)--buku petunjuk seks paling utama pada Abad Pertengahan--selalu memasukkan rempah-rempah di setiap ramuan bercinta yang diresepkannya.
Untuk mengobarkan cinta di pagi hari, Konstantinus meresepkan cengkeh yang direndam dalam susu.
Untuk memicu gairah seks yang melemah; akar lengkuas, kayumanis, cengkih, lada panjang, arugula dan wortel.
"Ini disebut-sebut ramuan terbaik Konstantinus," tulis Jack Turner dalam Spice. The History of A Temptation. Buku ini telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Sejarah Rempah.