Sejarah Proklamasi, ini Kuncinya...
Atas janjinya itu, Subardjo mempertaruhkan nyawanya bila janji itu tak bisa dilaksanakan. “Jika semuanya gagal terwujud,” kata Soebardjo, “saya akan bertanggung jawab penuh atas kegagalan itu. Anda bahkan mungkin menembak saya,” tulis Soebardjo dalam Kesadaran Nasional.
Setelah Soebardjo berkata demikian, dia diizinkan bertemu Soekarno dan Hatta. Subardjo segera membawa Sukarno dan Hatta bergegas ke mobil dan pergi ke Jakarta.
Sementara itu, orang-orang di Asrama Indonesia Merdeka menyiapkan senjata dan mengatur rencana pengamanan proklamasi. Para preman dan jawara Jakarta berkumpul.
Wikana, pemuda berusia 31 tahun yang masa itu cukup punya pengaruh di kalangan pemuda adalah kepala sekolah Asrama Indonesia Merdeka.
Apa kisah Asrama Indonesia Merdeka? --bersambung (wow/jpnn)