Sejarawan Ulas Tulisan Bung Karno soal Islam Sontoloyo, Apa Tujuannya?
"Jadi, memahami kata itu jangan langsung buat Islamnya yang sontoloyo. Akan tetapi, muslimnya yang sontoloyo," katanya.
Sebagai seorang sejarawan, Zainul menjelaskan apa sebenarnya tujuan Sukarno menulis Islam sontoloyo, yaitu sebagai upaya membuka pikiran muslim Indonesia agar lebih maju.
Bung Karno berharap muslim mampu meramu ajaran Islam yang lebih segar dan kontekstual.
"Saya kira maksud dari Bung Karno ini arahnya adalah sebagai seorang muslim bangsa Indonesia ini jangan hanya mengimpor sesuatu yang lama saja tanpa ada perubahan-perubahan. Harus fleksibel, harus elastis, harus meramu kembali ajaran Islam ini sehingga kontekstual dan bisa menjawab tantangan-tantangan bangsa," ungkap Zainul.
Sejarawan kelahiran Pati ini mengatakan Islam di mata Soekarno memiliki fleksibilitas, dinamisitas, dan progresivitas. Ada paham-paham yang sudah pakem. Namun di lain sisi, ada bagian-bagian yang dapat diubah sesuai dengan konteksnya.
"Bung Karno melihat Islam itu sangat dinamis sekali, progresif sekali, sehingga semua pihak harus melihat ada paham-paham yang itu tidak dapat diubah, tetapi juga Islam sangat kontekstual," ujarnya.
Menurut Zainul, jika Islam tidak disesuaikan dengan kondisi sekarang, maka muslim akan terdegradasi. Selain itu, kekunoan pola pikir akan membuat bangsa Indonesia kalah dari bangsa-bangsa lain yang lebih maju.
"Kalau tidak melakukan perubahan-perubahan menyesuaikan zaman nanti, muslim akan sontoloyo. Jadi, kayak Islam itu tidak bisa apa-apa, enggak bisa menjawab apa-apa hanya bisa menjawab hal-hal yang bersifat kuno, sehingga artinya bangsa Indonesia ini, kalau muslimnya seperti itu, pasti akan kalah dengan bangsa-bangsa lain," tegas Zainul. (antara/jpnn)