Semakin Sadar Wisata, Belitung Genjot Jumlah Homestay
"Mau tidak mau kita pelaku pariwisata, pemerintah, maupun swasta bersama-sama mendukung program kebijakan pemerintah. Saatnya untuk kerja keras lagi mengembangkan pariwisata yang dinamis ini," papar Yabes.
Dalam sosialisasi itu, Yabes menekankan pentingnya pengelolaan toilet dan pengelolaan sampah pada homestay. Toilet merupakan hal penting yang sering kali diabaikan. Untuk itu, penekanan kepada kebersihan dan kenyamanan toilet menjadi sangat penting bagi homestay.
"Pariwisata ini dinamis, dan Belitung dengan potensi wisatanya harus bisa mengikuti perkembangan itu. Saat ini kan homestay jadi pilihan wisatawan, karena mereka tak hanya mau mengenal destinasi, tapi mereka juga mau mengenal budaya dan kearifan lokal secara langsung. Inilah yang menjadi salah satu keunggulan dari homestay," ungkapnya.
Salah seorang peserta sosialisasi, Jumhadi mengaku sudah sejak 2012 menjadikan rumahnya di Desa Tanjung Tinggi, Kecamatan Sijuk, Belitung sebagai homestay. Namanya Panji dan Vadila.
Hingga kini, rumahnya sudah didatangi wisatawan dari 23 negara. Ada tiga kamar di rumahnya yang dijadikan homestay.
“Saya dan keluarga juga tinggal bersama dengan tamu. Karena kami enggak hanya jual kamar, tapi tamu juga bagian dari keluarga kami," ungkap Jumhadi.
Jumhadi menceritakan, awalnya dirinya sempat terkendala dengan bahasa saat kedatangan tamu dari mancanegara. Namun, seiring waktu, ditambah keinginan yang kuat, dia mulai mempelajari bahasa asing, dan bisa berkomunikasi dengan lancar bersama wisatawan itu.
"Kalau awal buka dulu kebanyakan wisman yang menginap ada yang dari Jerman, Amerika, Inggris, banyak lah. Tapi ke sini-ke sini juga banyak wisatawan nusantara yang menginap," jelasnya.