Semester I 2020, Laba Semen Indonesia Naik
jpnn.com, JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk membukukan laba pada semester I-2020 sebesar Rp612 miliar atau tumbuh 26,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp485 miliar.
Direktur Keuangan Semen Indonesia Doddy Sulasmono Diniawan mengatakan meskipun pendapatan menurun sebesar 2 persen, namun dengan berbagai program efisiensi, beban pokok penjualan bisa menurun lebih besar dibandingkan penurunan pendapatan.
Efisiensi tersebut menghasilkan laba kotor perseroan meningkat 3,2 persen menjadi Rp4,81 triliun dibanding semester I-2019 sebesar Rp4,67 triliun. EBITDA juga meningkat 9,6 persen menjadi Rp3,47 triliun dari Rp3,17 triliun pada 2019.
"Beban keuangan mengalami penurunan yang merupakan hasil dari pengelolaan arus kas sehingga perseroan mampu menurunkan jumlah pinjaman sepanjang semester I-2020. Perseroan juga telah melakukan program refinancing pada semester II-2019, sehingga diperoleh tingkat bunga pinjaman yang lebih kompetitif," ujar Doddy saat paparan publik secara virtual di Jakarta, Rabu (26/8).
Doddy menjelaskan peningkatan kinerja operasional dan keuangan tersebut dicapai melalui berbagai inisiatif strategis, baik cost leadership melalui program transformasi biaya, integrasi berbagai fungsi strategis antar anak usaha, serta sinergi yang dibangun dengan PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Lebih lanjut Doddy mengatakan tantangan pasar yang semakin kompleks dan wabah COVID-19 mengharuskan emiten berkode SMGR ini melakukan efisiensi pengelolaan utilisasi produksi, efisiensi penggunaan bahan baku, memastikan pengelolaan proses supply chain yang optimal, serta melakukan pengetatan dan meningkatkan kedisiplinan dalam pengelolaan arus kas.
Sementara itu, Direktur Marketing & Supply Chain Semen Indonesia, Adi Munandir menyampaikan bahwa saat ini industri semen di Indonesia telah mencapai tingkat kompetisi yang cukup tinggi.
Total kapasitas produksi semen nasional mencapai 112 juta ton, sementara konsumsi semen nasional di 2019 sebesar 69,8 juta ton terdiri dari konsumsi ritel sebesar 73 persen, dan konsumsi semen curah sebesar 27 persen.