Senang dan Bangga Bisa Saksikan Langsung Sidang Tahunan MPR
Kelompok tani yang dipimpinnya disebut mampu memproduksi pupuk dengan kapasitas yang dari tahun ke tahun meningkat. Tahun 2007 mampu memproduksi pupuk per bulannya mencapai 2 ton. Tahun 2018 meningkat menjadi 150 ton.
“Di tahun 2019, kita ingin produksinya mencapai 500 ton," harapnya. Agar produksi maksimal dan bisa diserap lebih masif, ia mengharap agar pemerintah memberi kemudahan izin produksi.
Harapan cerahnya dunia pertanian di masa yang akan datang juga dikatakan oleh Bayu Murti. Petani dari Purbolinggo, Lampung Timur, Lampung, itu menginginkan agar penggunaan teknologi dalam dunia pertanian dipacu. Tujuannya agar terjadi keseimbangan antara birokrasi dan teknokrasi. “Agar berdampingan sehingga petani kuat," tutur pria kelahiran tahun 1965 itu.
Masalah yang dihadapi petani di kampung halamannya adalah kurang terampilnya sumber daya manusia. “Sehingga mereka belum tahu bagaimana menyuburkan tanah," ungkapnya. Tak hanya itu, sekarang anak muda juga enggan menjadi petani.
“Mereka mau menjadi petani tapi yang tidak berpanas-panasan," ucapnya dengan tertawa. Potensi pertanian yang tumbuh di sana adalah padi, jagung, dan kedelai. Hasil panen yang ada selama ini diakui fluktuatif. “Kadang bagus, kadang enggak," ujarnya.
Ketika ditanya soal kehadiran dirinya di komplek parlemen, ia mengakui sangat istimewa. “Sebagai kelompok teladan membuat kami bisa hadir di sini. Jadi senang dan bangga," tambahnya. (boy/adv/jpnn)