Sengketa dengan Perusahaan, Warga Desa Diintimidasi Oknum TNI
jpnn.com - BANTARGEBANG – Warga di Kampung Parigi, RT 01/06, Kelurahan Cikiwul, Bantargebang, terancam terisolir dari lingkungan sekitar mereka. Pasalnya, satu-satunya akses jalan masuk menuju daerah tersebut bakal ditutup.
Penutupan menyusul memanasnya hubungan warga dengan perusahaan baja, PT Peni Jaya yang mengklaim akses jalan menuju pemukiman tersebut sebagai lahan milik mereka. Bahkan diduga pihak perusahaan menggunakan jasa oknum TNI untuk memuluskan rencana penutupan akses jalan masuk tersebut.
Jalan masuk menuju perkampungan Parigi itu memiliki diameter panjang 900 meter dan lebar 4 meter. Itu merupakan jalan satu-satunya warga untuk keluar masuk ke pemukiman dari depan Jalan Raya Narogong. Warga setempat sudah memanfaatkan jalan tersebut selama puluhan tahun. Pemukiman warga dan lahan milik perusahan sendiri dipisahkan dengan tembok beton. Apabila tembok pemisah tersebut ditutup otomatis warga Kampung Parigi akan terisolasi.
Ketua RT Iwan Setiawan (33) mengungkapkan, pada pekan lalu kampungnya tersebut didatangi puluhan oknum TNI dengan menggunakan seragam loreng yang menyatakan bakal menutup akses jalan masuk ke Kampung Parigi. Warga yang mendengar pernyataan tersebut terheran-heran lantaran selama ini merasa tidak pernah punya masalah dengan pihak TNI.
"Warga heran kok kenapa ada TNI datang ke sini bilang akan menutup akses jalan. Ini kan masalah warga dengan pihak perusahan baja, bukan dengan TNI. Pas warga Tanya, katanya ini perintah pimpinan," ungkapnya kepada Radar Bekasi, Senin (28/12).
Iwan juga mengatakan permasalahan tersebut sudah pernah dibahas dalam rapat di ruang Asisten Daerah II pada 5 September 2014 lalu. Pemkot Bekasi sudah memberikan saran kepada pihak perusahan agar permasalahan dapat diselesaikan dengan baik.
Saat itu pemkot memberikan dua pilihan yaitu masalah ini dibawa ke ranah hukum atau dibuatkan jalan pengganti yang menjadi akses warga. Setelah pertemuan tersebut warga tidak mendapatkan keputusan dari pihak perusahan hingga akhirnya puluhan oknum TNI datang menyampaikan rencana penutupan akses jalan.
Iwan melanjutkan, ada jalan alternatif di sisi selatan yang dibuatkan oleh perusahan tetapi jalan tersebut tidak sesuai dengan harapan warga, pasalnya akses jalan tersebut terlalu sempit dan hanya dapat dilewati satu motor saja. "Jalan gak sesuai cuma satu motor doang yang bisa melintas," paparnya.