Seni Kaligrafi Kampung Lengkong Berpotensi Tembus Pasar Global
jpnn.com, BANTEN - Seni kaligrafi tetap memiliki pasar khusus di hati masyarakat di tengah gempuran seni-seni buatan dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.
Akar seni kaligrafi Islam pun tetap dijaga agar tumbuh dan berkembang dengan kehadiran workshop dan galeri kaligrafi di berbagai lokasi.
Salah satunya Workshop dan Galeri Kaligrafi di Kampung Lengkong Kulon, Banten. Kehadirannya diharapkan membangkitkan semangat seniman muda untuk terus berkarya.
"Harapan saya ini membangkitkan semangat para pemuda dan pelajar di Lengkong Kulon untuk mendalami kembali seni kaligrafi yang sudah menjadi ikon dari Lengkong itu sendiri," kata Ahmad Zawawi, guru di MTS Raudlatul Irfan dalam keterangannya, Rabu (29/5).
Ahmad Zawawi bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang ahli kaligrafi yang pernah terlibat dalam penulisan mushaf Ibu Tien Soeharto antara tahun 1998 hingga 2001.
Baginya, kaligrafi bukan sekadar seni tetapi warisan berharga yang harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
"Ini harus lestari hingga generasi masa datang," ucapnya.
Dikisahkannya, seni kaligrafi di Lengkong dimulai oleh almarhum K. H. Mukhtar Hasan bin K. H. Hasan, diteruskan oleh K. H. Abdul Razak Muhili beserta para putra dan cucunya.