Sensasi B-Fest Bakal Hadirkan Eksotisme Gandrung Sewu
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, keterlibatan masyarakat dalam Banyuwangi Festival sudah mulai tumbuh. Bahkan sejak Gandrung Sewu digelar pertama, masyarakat sudah sangat antusias terlibat dalam ajang ini.
"Banyuwangi Festival selalu melibatkan masyarakat. Berbagai acara ritual dan adat juga sudah masuk dalam program ini, silahkan terus kunjungi Banyuwangi, dan nikmati alam serta budaya kami," katanya.
Anas menambahkan, Gandrung Sewu sudah menjadi atraksi spesial dikarenakan melibatkan lebih dari seribu penari. "Panggungnya panggungnya di bibir pantai, penontonnya puluhan ribu, acaranya dikemas dengan cara unik bersama tema yang membumi. Aspek ini akan memberikan kebanggaan yang luar biasa bagi si penari Gandrung yang selama ini kebanyakan cuma tampil didepan penonton lokal," paparnya.
Gandrung juga dinobatkan sebagai ikon daerah dan bertepatan dengan HUT Kab Banyuwangi 2002, dikukuhkan juga sebagai maskot Banyuwangi dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Bukan Benda oleh Kemendikbud pada 2013.
Di berbagai ruang saat ini dibangun patung penari Gandrung, menukar lambang diawal mulanya, ular berkepala Gatot Kaca. Juga di sekolah-sekolah, Gandrung jadi juga sebagai gerakan ekstrakurikuler yg diwajibkan
"Dan menjadi kebanggaan, Gandrung dua kali mendapatkan kehormatan tampil di perhelatan resmi kenegaraan seusai upacara Detik-Detik Proklamasi Ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia di halaman Istana Negara. Sebelumnya,diundang pada perayaan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2016 lalu," tambahnya.
Sedangkan bagi Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Banyuwangi bisa menjadi tujuan wisata dunia. Sebab, Banyuwangi telah memiliki daya dukung pariwisata yang memadai.
"Untuk Banyuwangi kami akan terus dorong agar pada 2019 bisa menjadi tujuan wisata dunia. Ritual adat seperti Gandrung Sewu ini unik dan layak sebagai salah satu daya tarik wisata di Banyuwangi," ujarnya.