Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Seorang Sahabat Dekat Alfin Lestaluhu Menangis Keras Usai Menabur Bunga

Jumat, 01 November 2019 – 18:51 WIB
Seorang Sahabat Dekat Alfin Lestaluhu Menangis Keras Usai Menabur Bunga - JPNN.COM
Suasana pemakaman bek kanan Timnas U-16 Alfin Lestaluhu yang meninggal dunia akibat radang otak (1/11). Foto: Shariva Alaidrus

Kendati telah menorehkan prestasi yang baik di bidang sepak bola dan berpenghasilan sendiri, siswa Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan itu tetap bersikap rendah hati. "Alfin itu anak harapan kedua orang tuanya, bisa dibilang dia itu juga tulang punggung keluarga karena ikut membantu perekonomian keluarganya," ucapnya.

Ia menceritakan sebelum didiagonas oleh dokter menderita encephalitis (radang infeksi otak), Alfin yang baru pulang kampung pada 24 September 2019 tampak sehat dan bugar.

Dua hari berada di Tulehu, Alfin dan keluarga kemudian terpaksa harus mengungsi ke kompleks perkuliahan Universitas Darussalam, karena rumah mereka retak akibat guncangan gempa tektonik magnitudo 6,5 pada 26 September 2019.

Beberapa hari di lokasi pengungsian, kondisi kesehatan Alfin mulai tampak menurun, ia mulai sulit tidur, makan tidak teratur dan mengeluhkan sakit kepala. Oleh orang tuanya, Alfin kemudian dibawa ke RSUD dr. Ishak Umarela yang sementara beroperasi di kompleks perkuliahan Universitas Darussalam.

Alfin kemudian dirujuk ke RST Tk II Prof dr JA Latumeten Ambon dan hampir sepekan dirawat di sana, kondisi kesehatannya tidak menunjukkan perubahan signifikan. Oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Alfin kemudian dibawa ke RS Royal Progress Jakarta pada 10 Oktober 2019.

Tak kunjung sembuh, Alfin yang selama di rumah sakit didampingi oleh sang ayah, lalu dipindahkan ke RS Harapan Kita dan mengembuskan napas terakhirnya pada Kamis 31 Oktober 2019, sekitar pukul 22.11 WIB.

"Alfin itu anaknya pendiam, walau sakit dia tidak pernah mengeluh, bahkan sama kedua orang tuanya juga tidak pernah, tak mau menyusahkan mereka. Dia hanya mengeluh merasa sakit kepala kepada temannya," ujar Said Lestaluhu. (antara/jpnn)

Beberapa hari di lokasi pengungsian, kondisi kesehatan Alfin Lestaluhu mulai menurun. Sulit tidur dan mengeluh sakit kepala.

Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News