Sepakat Pangkas Proyeksi Cost Recovery
Anggota Badan Anggaran DPR Satya W. Yudha mengakui, pemangkasan cost recovery menjadi hanya USD 16 miliar sebenarnya memang tidak memiliki landasan yang kuat. Namun demikian, dia meminta pemerintah memahami keinginan DPR untuk menekan biaya sehingga ruang fiskal yang tersedia menjadi lebih luas.
"Jadi, itu tugas pemerintah nanti bagaimana bisa menggenjot lifting minyak, tetapi harus efisien," ujar legislator Fraksi Partai Golkar tersebut.
Sementara itu, naiknya target lifting minyak dan pemangkasan cost recovery berimbas pada naiknya proyeksi penerimaan negara dari sektor migas. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Andin Hadiyanto mengungkapkan, dengan perubahan beberapa asumsi sektor migas, pemerintah menaikkan target penerimaan sektor migas dari awalnya Rp 303 triliun menjadi Rp 326,96 triliun.
"Kenaikan penerimaan ini diharapkan bisa memperluas ruang fiskal bagi pemerintahan mendatang," ujarnya. (owi/c10/sof)