Sepanjang 2022, Pertamina Sukses Reduksi Emisi Hingga 31%
Inisiasi green business dilakukan di berbagai lini usaha Pertamina untuk mewujudkan program transisi energi dan dekarbonisasi.
Salah satunya di sektor hulu, melalui pemanfaatan, penyimpanan dan penangkapan karbon (Carbon Capture, Utilization and Storage / CCUS) dan melakukan injeksi perdana CO2 di Lapangan Pertamina EP Jatibarang Field.
Di sektor pengolahan, inovasi dalam rangka memproduksi biofuel terus berlanjut dan telah terbukti dengan beroperasinya Kilang Hijau (Green Refinery) Cilacap Phase 1 yang mampu menghasilkan Green Diesel sebesar 3.000 barel per hari (bpd).
Pengenalan produk Green Diesel ini telah diawali dengan ekspor perdana Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) ke Eropa dan lifting perdana untuk kebutuhan domestik.
Langkah Perseroan menggiatkan transisi energi juga mengambil peran besar dalam penurunan emisi ke depan.
Melalui PT Pertamina Power Indonesia (PPI) selaku subholding Power, New and Renewable Energy, Pertamina mengembangkan energi panas bumi (geothermal), hidrogen, baterai kendaraan listrik, dan Energy Storage System (ESS), serta upaya penambahan kapasitas energi baru terbarukan lainnya.
Dengan berbagai upaya dekarbonisasi tersebut, Pertamina mampu meningkatkan rating ESG (Environment, Social & Governance) Pertamina dari Sustainalytics, pada 2022 menjadi 22,1 dari sebelumnya 28,1 (rating rendah lebih baik).
Dengan rating tersebut, Pertamina berada di urutan ke-2 dunia dalam sub sektor industri oil and gas terintegrasi.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).