Serba Bisa, Karya Fadriah Syuaib Jadi Koleksi Warga Italia
Sejak duduk di bangku SD, Fadriah kerap mengikuti lomba-lomba lukis dan selalu menjadi langganan juara. Ketika memasuki bangku SMP, istri dari Hudan Irsyad itu nyantri di Pondok Pesantren Kharisul Khairat Ome, Tidore Kepulauan.
“Di pondok biasanya kita diikutkan MTQ. Kebetulan di MTQ ada mata lomba Kaligrafi. Nah, saya kemudian coba-coba ikut Kaligrafi. Dari situ kemampuan melukis kaligrafi juga terasah,” kisah PNS yang bertugas di UPTD Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kota Ternate itu.
Dalam hal melukis kaligrafi pun Fadriah tak main-main. Salah satu kaligrafi karyanya kini dikoleksi oleh suami istri warga negara Italia. Kedua pelancong itu tertarik membeli lukisan kaligrafi Fadriah ketika keduanya tengah berlibur di Ternate. Kaligrafi berhuruf Arab itu mungkin tak dipahami maknanya oleh kedua turis itu. Namun nilai artistik yang terkandung di dalamnya tak dapat dipungkiri oleh keduanya. Alhasil, pasangan itu memutuskan mengoleksi karya Fadriah.
”Sedangkan lukisan-lukisan lain ada yang dibeli oleh orang Malut maupun dari luar Malut. Orang-orang sering datang ke rumah untuk memesan sketsa. Pejabat di Maluku Utara juga memesan lukisan keluarga mereka ke saya,” kata pemilik Coffee Shop Madifo yang terletak di Kelurahan Salero itu.
Fadriah sendiri telah dua kali menggelar pameran lukisan tunggal. Pameran pertamanya yang bertajuk Bayangan Kita Satu digelar pada 2006 dengan merogoh koceknya sendiri. pameran itu digelar di aula Gedung Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Ternate. Sedangkan pamerannya yang kedua pada 2009 khusus menampilkan karya karikaturnya. Pameran dengan judul 20 Wajah Fenomenal itu memamerkan karikatur wajah tokoh-tokoh Malut yang dipandang fenomenal. Mereka terdiri atas politisi, tokoh pendidikan, budayawan, hingga enterpreneur.
”Pameran yang kedua di Hotel Boulevard. Lukisan-lukisan karikatur itu dibeli oleh pemilik wajah dalam karikatur itu sendiri,” kisah alumni Politeknik Negeri Manado itu seraya tertawa.
Selain melukis, rupanya Fadriah memiliki bakat menulis yang terhitung baik. Ia merupakan penyumbang tulisan dalam buku Jelajah Kuliner Nusantara yang digagas oleh Lentera Timur, sebuah media online yang berpusat di Jakarta. Buku tersebut berisi kumpulan tulisan mengenai kuliner dan sejarahnya dari seluruh pelosok nusantara. Fadriah merupakan penulis untuk kuliner Malut. Kumpulan cerpen miliknya pun telah diterbitkan dengan judul Antah Berantah. Ia juga pernah menulis skenario untuk drama radio yang disiarkan di RRI Ternate.
”Melukis dan menulis nampaknya sudah ada dalam darah saya,” kata Fadriah yang pernah mendapat beasiswa untuk magang di galeri seni Selasar Sunaryo Art Space Bandung ini.