Serbadigital di Workshop Standardisasi Informas Pariwisata
Kecepatan menjadi kata kunci yang tak bisa ditawar lagi. Dan untuk menjadi yang tercepat, framework-nya harus digital.
“Harus digital. Sebanyak 100 event premiere nggak akan jadi apa-apa kalau manajemen media digitalnya tidak dikelola dengan baik. Jangan lupa, media digital dampaknya empat kali lebih kuat dari media konvensional,” ucapnya.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga melontarkan pernyataan bernada sama. Baginya, ranah digital sudah harus disentuh guna mewujudkan visi 20 juta wisman di 2019.
“Future customers atau pelanggan masa depan, sudah hampir pasti digital minded semua. Saat ini Dunia sudah berada dalam genggaman. Kalau tidak segera mengubah pola pikir ke digital, kita pasti ketinggalan. Sulit mengejar rival-rival utama kita,” ujar Menpar Arief Yahya.
Semakin digital maka kemenpar bisa menggunakan beragam aplikasi dan digital tools untuk menyentuh satu per satu konsumen secara personal. ''Kita bisa tahu demografi, psikografi, dan perilaku konsumen kita satu-satu. Semakin digital maka cara kerja kita dalam menggaet wisatawan akan semakin profesional, misalnya dengan memanfaatkan convergence media yang mengintegrasikan paid, owned, dan social media,'' katanya.
Dan semakin digital maka Kemenpar akan bisa menjangkau konsumen global dari manapun dia berada di muka bumi ini. ''Begitu kita menggunakan platform digital, maka kita bisa diakses oleh wisatawan dari manapun di seluruh dunia,"ujarnya. (adv/jpnn)