Sering Melahirkan Tingkatkan Risiko Kanker Serviks?
jpnn.com - Kanker serviks sudah sepantasnya mendapat perhatian lebih dari seluruh wanita di dunia. Ini karena penyakit tersebut merupakan jenis kanker terbanyak nomor tiga di dunia, dan menjadi penyebab kematian paling banyak di negara-negara berkembang.
Berdasar pada fakta tersebut, pengetahuan tentang faktor risiko yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks sangatlah penting. Pasalnya, banyak kabar hoaks yang beredar tentang penyakit mengerikan ini.
Salah satu yang mungkin pernah Anda dengar adalah kabar yang menyebut bahwa sering melahirkan bikin risiko kanker serviks makin tinggi. Lantas, apakah medis setuju dengan kabar tersebut?
Mengenal kanker serviks
Angka kejadian kanker serviks terus bertambah. Diperkirakan bahwa lebih dari 270 ribu kematian setiap tahun terjadi akibat kanker serviks. Bahkan, sebanyak 85 persen di antaranya terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Meski sering terjadi dan dapat mengancam keselamatan jiwa, kanker serviks sebenarnya sulit dideteksi dini tanpa adanya pemeriksaan pap smear. Pasalnya, penyakit ini hanya memberikan gejala seperti gangguan kesehatan pada umumnya, seperti:
- Perdarahan vagina yang tidak normal, utamanya setelah berhubungan seksual
- Rasa tidak nyaman di vagina
- Adanya keputihan berbau di vagina
- Nyeri saat buang air kecil
Kanker serviks diyakini dimulai dengan adanya infeksi Human Papilloma Virus (HPV). Virus tersebut masuk ke tubuh untuk menginisiasi terjadinya perubahan pertumbuhan sel yang tidak normal, hingga menjadi kanker. Namun, infeksi virus
HPV hanyalah salah satu dari banyaknya faktor risiko penyakit kanker serviks.