Serunya Tradisi Mesuryak, Warga Bali Rebutan Uang
jpnn.com - TABANAN – Tibalah hari yang ditunggu-tunggu warga Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan, yakni Hari Raya Kuningan Sabtu (20/2). Sama seperti halnya Hari Raya Galungan, Saniscara Kliwon Kuningan kali ini diisi oleh warga dengan terlebih dahulu melakukan persembahyangan di rumah masing-masing mulai pukul 09.00 pagi.
Setelah itu dilanjutkan dengan bersembahyang Pura Khayangan Tiga, selanjutnya di Merajan keluarga besar.
Begitu rangkaian acara selesai, warga berkumpul di depan rumah masing-masing sambil menghaturkan sarana upakara seperti banten dan lainnya untuk mengawali prosesi Mesuryak. Sarana upakara dan persembahyangan yang dilakukan di depan rumah tersebut bertujuan untuk mengucapkan syukur dan menghantarkan leluhur yang berada di rumah sejak hari raya Galungan hingga Kuningan kembali ke Swarga Loka.
Dengan dipimpin oleh Pemangku, masing-masing keluarga kemudian mengumpulkan beberapa keping uang logam serta lembar uang kertas sebagai simbol pemberian bekal kepada para leluhur.
Uang tersebut kemudian dilemparkan ke udara dan akan langsung disambut oleh warga lainya. Warga berebut mendapatkan kepingan dan lembaran uang dalam berbagai nominal tersebut.
Tak peduli lelaki ataupun perempuan, anak-anak, dewasa, hingga orang tua. Bahkan tak terbatas warga asli Banjar Bongan Gede saja yang berebut uang, melainkan beberapa anak peminta-minta (gepeng) yang mengetahui adanya tradisi Mesuryak pun ikut berbaur demi mendapatkan rupiah.
Hal tersebut tak pelak mengundang perhatian para wisatawan mancanegara yang secara sengaja diajak oleh tour guidenya menyaksikan tradisi yang berlangsung enam bulan sekali tersebut. Ditambah lagi penampilan barong ngelawang yang turut serta meramaikan tradisi mesuryak.
I Made Arya Sutamba, 55, salah satu tokoh masyarakat Banjar Bongan Gede, mengatakan, bahwa tradisi mesuryak adalah tradisi turun temurun di wilayahnya.