Setelah Ramadan Jumlah Perceraian Melonjak, Mengapa?
Bahkan tak jarang, ungkap Musa, ada yang datang untuk mengajukan gugatan cerai dengan kondisinya memprihatikan.
“Masih ada bekas luka maupun tonjokan dari pasangannya. Biasanya ini dipicu keributan. Ada pula kasus perselingkuhan. Sebenarnya perceraian ini aib, tidak boleh digembar- gemborkan,” tuturnya.
Sementara itu, sebagai Panitera, Drs H Tapzani SH menambahkan, memang dilihat dari data jumlah kasus perceraian pada bulan Juni mengalami penurunan.
Namun, katanya, sebenarnya itu bukan turun, melainkan hanya tertunda saja. Karena begitu awal Juli saat kantor buka kembali setelah libur Lebaran Idulfitri, jumlah perkara perceraian langsung membeludak.
Mungkin ketika akhir Ramadan pasangan yang akan mendaftarakan gugatannya malas datang karena waktu pelayanan dipercepat. (uni/sam/jpnn)